34 - Bukan Tanda Tapi Lambang

4K 368 3
                                    

HOLA BESTI!
Jangan lupa Vote; tekan bintang😗
Dah itu aja^^

JANGAN LUPA MASUKIN KE PERPUS YA? BIAR KALO UP ADA NOTIF..

FOLLOW JUGA DONG electrafa_
MUTUALAN KUY... kita main Fff

*******

♡ Selamat Membaca ♡

34 - Bukan Tanda Tapi Lambang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

34 - Bukan Tanda Tapi Lambang

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Alena, Ael, Kenan dan yang lain kini sudah berada di depan sebuah toko peralatan dapur besar.

Alena mengajak mereka menepi sebentar di samping toko itu. Mengambil ikat rambut yang sudah ia sediakan, lalu menguncirnya menjadi satu dengan rapi.

"Kalian semua cukup diam, biar gue yang bicara sama orang yang ada disana, paham?" jelas Alena menasihati mereka.

"Oke,"

Alena berdehem sebentar, melangkah dengan ringan diikuti yang lain. Hingga kini sudah berada di dalam toko tersebut.

"Gue gak suka ni toko," jujur Rey saat tak sengaja menatap deretan tupperware. Ia mengalihkan pandang seketika. Sepertinya, Rey masih trauma akan dampak yang terjadi dulunya.

"Mau gue beliin gak Rey?" usil Ael mengangkat alisnya.

"Gak!"

Alena menginjak kaki Rey. Menghentikan ucapan yang menurutnya bisa menurunkan aksi mereka. Gawat jika pemilik toko ini mendengar. Bisa-bisa, tujuan awal kesini tak akan terjadi.

"Awsh, sakit Len," rengek Rey memegangi kakinya.

"Hahaha, mampus! Kena injakan Lena kan," ledek Kenan, langsung mendapatkan tatapan geram Rey.

"Udah-udah," sela Alena.

"Oke, serempak ya. Kita bilang salam,"

"1"

"2"

"3"

"ASSALAMUALAIKUM," salam mereka bersamaan.

"WAALAIKUMSALAM," balas orang di dalam tak kalah kencang. Muncul seorang wanita paruh baya kisaran umur 30an dengan balutan sederhana yang casual khas umurannya.

"Perkenalkan, saya pemilik toko ini, ada yang bisa saya bantu? Atau beli sesuatu?" tanya wanita itu beruntun. Tampak bersemangat, melihat beberapa anak muda yang cantik dan tampan mengunjungi tokonya.

"Asep mau beli kotak bekal motif permen ada gak, Bu?" jawab Asep cepat tidak kalah semangat.

Alena dan yang lain kompak melongo dan menjatuhkan rahang. Hanya mampu saling berpandangan dan membuang wajah malu.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang