47 - Surat Pernyataan

3.4K 353 39
                                    

Assalamualaikum.. maaf baru up, akhir-akhir ini sibuk..😖

Terimakasih buat yang masih stay nunggu AA up-♡♡

Tunggu, mau nanya.. yg jawab makasih bgt..!!!!!😭

Apa yang kalian lakukan jika ada yang confess ke kalian???

*******

• Selamat Membaca •

47 - Surat Pernyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

47 - Surat Pernyataan

Selepas dari kantin, kedua manusia berbeda gender itu kembali menuju kelas masing-masing.

Kenan yang berbelok ke arah kiri, dan Alena yang berbelok ke arah Kanan. Tentu, kelas ipa maupun ips di pisah.

Alena bernapas lega, melihat pintu kelasnya masih terbuka lebar. Itu artinya, belum ada guru yang masuk.

Clara yang melihat keberadaan Alena segera mendatangi. Sepertinya gadis itu masih belum lupa, tentang tadi.

"Lena lo!--"

"Udah ya, Be. Buku tulis gue udah lo salin, kan?" Alena menyelonong mendahului. "Sana, lo duduk. Tuh, Pak Jamal bentar lagi datang,"

Clara menghentak-hentakkan kakinya kesal. "Kbl, kbl, kbl! Kesal banget loch!"

"Abl, Abl, Abl," sahut Ael berteriak.

"ALAY BANGET LOHHH!" jawab murid yang lain serempak.

Wajah Clara memerah. Menahan malu karena sahutan itu, dan geram karena Ael yang memancing teman-temannya.

"AEL!!!!!!!"

"Clara? Kenapa lo teriak-teriak?" ucap Pak Jamal yang sudah ada di depan pintu.

"Gue," Clara berbalik. "Eh, bapak. Silakan masuk, ngapain di luar?"

Pak Jamal menggeleng-geleng. "Lo ngalangin jalan,"

"Oh, iya lupa." Clara mengundurkan diri untuk duduk di kursinya.

Pak Jamal berjalan ke depan papan tulis. "Buka buku kalian halaman 235-270, baca 10 menit, kita akan melaksanakan tanya jawab!" tegasnya.

Decakan kecewa terdengar seluruh kelas. "Apa-apaan, Bapak kok datang-datang ngasih tugas? 10 MENIT 35 HALAMAN MAKSUDNYA APA HAH?" Dimas--salah satu murid, memberanikan berdiri pada duduknya.

"Lah lo siapa? Kok ngatur gue? Pake ngegas lagi!" balas Pak Jamal tak peduli. "Cepat, waktu tinggal 8 menit!"

"Tapi Pak--"

"Waktu tinggal 7 menit lagi,"

Pasrah, Dimas kembali duduk sambil menggerutu. Sedangkan Pak Jamal sudah anteng duduk di kursi dengan kaca yang memperlihatkan kepala kinclong miliknya. Guru itu mencukur habis rambutnya.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang