65 - The Truth Is Bitter & Grave

3.4K 328 216
                                    

Halo kaks-kaks..

Maaf baru up, kemarin" lagi sakit, badan panas, tapi ini dah mendingan.. buat kaliann stay healthy ya harus pokoknya T__T-!!!
Di sekitar ku jg banyak yang serupa soalnya🙂

 buat kaliann stay healthy ya harus pokoknya T__T-!!! Di sekitar ku jg banyak yang serupa soalnya🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

65 - Kebenaran Itu Pahit dan kuburan

Warning|Area kapal 2Al (Alena-Al)

Bunyi air mengalir dari wastafel yang Alena putar dihentikan begitu saja. Merasa ada yang sedang memperhatikan. Pandangannya naik. Sehingga di pantulan cermin itu, mata kedua belah pihak langsung terkunci kuat.

Alena memutar badan. Kerutan pada dahi muncul. "Belum cukup, selama ini lo cari info dari anak Inti? Sekarang lo ngintilin gue?"

Farhan diam, tidak menanggapi. Cowok jangkung itu maju selangkah.

"Mundur," desis Alena. "Lo maju lagi, gue teriak."

"Oke." Farhan mengambil langkah mundur, mengangkat kedua tangan di udara

"To the point."

Farhan melirik sekitar. Saat ini benar-benar sepi. Siswa-siswi sepertinya sudah pulang. Karena beberapa menit yang lalu bel sudah berbunyi. Berbeda dengan Alena yang memang ingin menghabiskan waktu sebentar di sekolah sebelum besok menjadi pengangguran. Gadis itu baru saja kena skors.

"Lo harus hati-hati. Sebentar lagi dia bakal mulai rencananya."

"Rencana apa yang lo maksud?"

Pertanyaan itu tidak diindahkan. Farhan menggeleng. "Kali ini, dia yang bakal turun tangan. Bukan lagi anggotanya. Ataupun suruhan pribadi. Dan lo tau? Satu di antaranya ada anak Inti--"

"Alena?" itu suara Al dari luar toilet perempuan bersama sebuah ketukkan. Memutus pernyataan Farhan.

Farhan dan Alena refleks menoleh pada pintu yang masih tertutup dan terkunci itu.

"Kali ini gue nggak bisa basa-basi. Bilang sama gue siapa?" Alena menuntut. Kali ini gadis itu berani meremas bahu Farhan.

"Lennn?"
"Lo masih di dalam kan?"

Tok Tok Tok

"Sorry gue udah bersumpah nggak akan pernah ngasih tau." Farhan mengambil gumpalan kertas. "Semoga ini membantu." 

Alena?

Bruk

Al mencoba mendobrak.

Alena memasukkan kertas itu di saku. Lalu memutar otak. Bahaya jika Al masuk dan memergoki Farhan dengan dia sedang berada di toilet terkunci. Berduaan. Bisa-bisa ini bukan hanya jadi masalah, melainkan bencana.

Bruk

Farhan akhirnya disuruh masuk ke dalam salah satu bilik toilet. Alena menarik napas panjang, kemudian memegang perutnya seperti orang kesakitan. Mimik wajahnya sudah dibuat semenyedihkan mungkin.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang