[7] Babu Jadi Abu

19.3K 2.1K 84
                                    

Nggak tahu mau nulis apa buat say-say hallow.

Kalian dong, gantian komen apa aja.

Oia, meski muka Jae Wook ini sengit banget, susah juga cari gif dia yang nyengit pakai baju proper ala CEO huh :(

Perlu kagak sih, gue effort nambahin gambar visual ala-ala gini wkwk?


Love,

Ay

oOo


"Kalau begitu, seharusnya department ini bernama procurement and purchasing

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau begitu, seharusnya department ini bernama procurement and purchasing. Namanya doang procurement, tapi semua urusan purchasing dijejalkan ke kita." Mbak Afni menutup rapat dengan sengit. Diantara kepala departemen lain, Mbak Afni termasuk yang paling berani membantah sang Dewa Angkara Murka. Konon, Mbak Afni ini sempat mau resign tapi ditahan-tahan sama Dewang dengan beragam bujukan. Mungkin itu yang bikin power dia lebih kuat. Lagi pula, mereka ini seumuran, jadi Mbak Afni pasti lebih nggak sungkan-sungkan. 'Ini adanya gue. Lo mau silakan, nggak mau lepaskan.' Bahkan dari posisiku yang duduk di belakang banget dekat pintu keluar saja masih kelihatan jelas Mbak Afni nggak repot-repot menutupi kekesalannya di depan Dewang. Sementara Dewang, dia cuma mengangkat dagu membiarkan Mbak Afni memuntahkan semua unek-uneknya.

Dewang mengangguk-angguk sambil menggosok dagunya yang terangkat dengan tenang dan songong. "Terus kalau gitu saya disebut apa? Chief Everything Officer? Kita nggak punya chief business development officer jadi saya yang kudu mikirin. Jihan lagi cuti melahirkan dan saya yang harus take over kerjaan COO—Chief Operating Officer. Ada lagi yang mau pamer load kerjaan?"

Mbak Afni memutar bola mata. Pasti makin kesal ngomong sama bos yang nggak mau kalah. "Jadi Bapak mau adu nasib? Handling semuanya itu kan, mau Bapak sendiri karena nggak percayaan sama orang. Kalau nggak kuat ya hire CBDO dong."

Duit dari mana nambahin CBDO? Kreativa mungkin sedang naik daun, tapi itu bukan jaminan sebuahstartup bakalan terus melambung di atas. Apalagi Kreativa benar-benar baru. Marketnya juga belum stabil banget--yang stabil saja suka tiba-tiba seret. Dibutuhkan pertimbangan panjang memang kalau mau nambah orang apalagi posisi krusial dan butuh dana besar.

Makin tinggi posisi, makin kencang angin bertiup. Startupbisa kapan saja terguncang dan ambruk. Efisiensi adalah segalanya. Daripada memperkerjakan satu orang lagi, lebih baik menaikkan 'sedikit' gaji satu orang, tapi mampu mengerjakan lebih dari satu jobdesk. Kerja di startup selalu penuh tantangan, gaji lumayan, banyak pengalaman, dan penuh tekanan.

AllYouNeed—mantan kantorku yang kini berada di atas awan dan merajai lokapasar negeri ini—saat masih startup bahkan sering membuat karyawannya nggak pulang-pulang, liburan tapi mantengin kerjaan, target nggak tercapai dapat hukuman, belum lagi bosnya sungguh mengerikan. Dewang mungkin dijuluki Dewa Angkara Murka karena mulutnya yang sering nggak ada filternya. Tapi itu belum ada apa-apanya dibanding Aldrich Avery Sharga—dulu CEO AllYouNeed, sekarang dia diangkat jadi Menteri Penerangan Informasi. Aldrich punya filter yang baik dalam kata-kata tapi efeknya bikin orang binasa, detail luar biasa, dan tidak mentoleransi kesalahan. Dulu dia dijuluki monster saking horornya kantor kalau dia udah ngadain meeting akbar. Kalau sekarang jadi menteri, mungkin gelarnya nambah jadi monster minister.

Dewa Angkara Murka (END)Where stories live. Discover now