[24] Sepanjang Jalan Pecinan

15.4K 2.2K 101
                                    

Jangan lupa diputer lagu yang aku submit, supaya pas sama mood-nya

*nyengirjail*


Belum dapat guys 10-nya, tapi sudah menampakkan hasil. Terima kasih doanya!

Sebagai ucapan terima kasih, update kali ini istimewa pokoknya. Chapter kali ini dijamin bikin HEPIIII :) Penuh dengan warna yang bikin kalian merasakan ke mana adegan ini dibawa :)

Semua gambar dalam cerita ini, aku dapat dari Google ya. Semoga berkenan.

oOo


Satu kata untuk malam mingguan bareng Dewang; out of the box!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu kata untuk malam mingguan bareng Dewang; out of the box!

Sebenarnya, aku nggak punya ekspektasi apa-apa. Nggak berharap diajak makan di tempat dining mahal kayak Namaaz, Le Quartier, atau Amuz—yang kaya Angus House saja bikin traumatis. Namun, setidaknya jalanlah ke tempat yang nggak bikin orang melongo. Nonton kek, ngopi, ke museum, toko buku, atau menemani dia cari apa gitu kalau butuh pendapat. Lah ini... aku cuma geleng kepala.

"Udah pernah nongkrong di fly over belum, Mo?"

"Hah?" Ini beneran kaget waktu ditanya begitu. Maksudnya apa nongkrong di jembatan? "Belum, Pak. Kenapa?"

"Sama dong."

Lalu hening. Lalu mobilnya tiba-tiba minggir di salah satu fly over, dia mengajakku turun, beli minuman kemasan dingin yang dijual sama pedagang asongan yang mangkal. Aku memang sering lihat orang nongkrong di pinggir jembatan dan pedagang asongan yang mangkal menjajakan dagangan, cuma enggak pernah kepikiran mau ikutan. Bahkan dalam jangka pacaranku yang lama dengan Kyle, nggak sekali pun dia ngajak pacaran di fly over. Wait, sama Kyle kan, pacaran. Sama Dewang pura-pura pacaran.

Aku cuma menerima minuman yang dibeli Dewang sambil bengong sementara dia bersandar santai ke mobil sambil ngelihatin arus lalu lintas di bawah fly over. Tidak ada obrolan, hening. Sampai akhirnya Dewang berceletuk.

"Lampu-lampunya bagus ya?"

"Lampu-lampunya bagus ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dewa Angkara Murka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang