[26] Kembalinya MANTAN Diiringi Kenangan

13.9K 1.9K 61
                                    

Sowriiii ngupdatenya ngaret-ngaret lama. Lagi hectic huhuhuuuu....

Kangen kagak sih?

Enggak? Oh yauda, besok lama update kagak masalah kan ya :P



Aku dan Kinoy tetap duduk diam memandangi paper bag dari Kyle saat jam makan siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan Kinoy tetap duduk diam memandangi paper bag dari Kyle saat jam makan siang. Benda itu seolah binyeo—tusuk konde—antik dinasti Joseon saking bingungnya kami dengan kemunculan benda itu di mejaku.

"Lo beneran enggak dapat, Kin?"

Kinoy menggeleng.

"Apa maksudnya coba? Kenapa kirim oleh-oleh segala."

Lagi, Kinoy menggeleng. "Jadi akhirnya ke Derawan ya, bukan Lombok."

Aku mendengkus. Kinoy malah memikirkan destinasi honeymoon Kyle. Tanganku meraup wajah. "Malu banget gue pakai teriak-teriak bilang makasih tadi. Gue kira anak procurement ada yang dinas terus bawain oleh-oleh."

"Lo bukannya pengin banget ke Derawan ya, Mo?"

"Dulu," kataku lemas. "Nggak lagi setelah tahu pengkhianat itu ke sana."

Tiba-tiba Kinoy menjentikkan jari. "Kamu bawa dia ke Derawan. It's my dream, not her. My dream, Kyle!"

Aku mengernyit. "Apa sih, Kin jadi drama?"

"Ya itu alasannya, Mo." Kinoy menghela napas. "Kedengerannya jahat, tapi kok gue rasa itu yang dia mau."

"Mau apa?"

Kinoy diam, menggigit bibir. Aku sampai mencubit lengannya supaya dia segera bicara dan tidak membuatku menduga-duga.

"Kyle punya tendensi menyakiti lo atau...." Dia menaikkan bahu, "masih nggak move on dari lo."

Aku mengerjap. "Sori, gimana, Kin?"

Buru-buru Kinoy menggeleng. "Opsi kedua nggak masuk akal sih. Dia yang ninggalin lo duluan. Gue rasa, dia pengin lo tahu aja kalau dia habis indehoy di tempat impian lo. Sounds yaiks but yeah...."

Aku menyambar paper bag di atas meja dan menjejalkannya ke tangan Kinoy. "Buat lo aja. Yuk, maksi. Unfaedah mikirin ginian," kataku sambil menarik Kinoy keluar ruangan.

Kinoy setengah melempar paper bag ke mejanya, lalu menggamit tanganku. Mungkin begitu juga perasaanku sekarang. Terlempar pada ruang berisi tanda tanya tanpa muara. Kenapa Kyle melakukan ini padaku?

oOo

"Mo, yakin mau makan di sini?" Kinoy menyenggol-nyenggol lenganku begitu kami sampai kafetaria.

Kafetaria Kreativa terletak di lantai dasar gedung, bersebelahan dengan lobi. Konsep tempat ini menurutku menarik. Semacam ruang pameran yang menyaru sebagai tempat makan. Piring, gelas, kursi, meja, hiasan dinding, kap lampu, vas, dan perabot lain yang dipakai kafetaria ini adalah barang-barang dijual di website Kreativa. Interior desainnya juga sangat homey dan nyaman. Namun, sebagaimana istilah gajah dipelupuk mata tak tampak, yang namanya setiap hari lihat tempat itu dan sering kali makan di situ, sebagus apa pun dan semurah apa pun tetap saja pengin jajan di luar kalau bosan. Padahal, jajan di kafetaria bisa pakai voucher. Jadi kami dapat jatah voucher 750 ribu sebulan dari kantor untuk makan di kafetaria. Sistemnya kayak saldo gitu. Kalau saldonya habis bisa bayar cash atau pakai e-wallet. Kalau enggak habis dalam sebulan, bisa diakumulasi saldonya pas hari raya buat jadi sembako. Catat ya, pas hari raya ngambilnya. Kalau sebelum hari raya resign ya, cuma bisa ikhlasin aja.

Dewa Angkara Murka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang