[44] Bagaimana Bisa...

14.2K 2.2K 82
                                    

Guys, terima kasih buat semua komentar lucu kalian. Meski enggak bales satu-satu, tapi aku baca kok.

Happy satnite se-happy chapter ini :)

AoS2 udah tamat, Pak Dewang tidak bersama Mosha :D

AoS2 udah tamat, Pak Dewang tidak bersama Mosha :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana dong?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana dong?

oOo



Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Bingung. Linglung.

"Selamat datang. Saya senang sekali Bapak mau memenuhi undangan kami. Semoga bisa bekerjasama lagi ya." Basa-basi dan keramahan Kalita pada Dewang membuat perasaanku tidak enak.

"Kalau jadi kerjasama yang handle bukan kamu dong. Katanya kamu mau resign terus pindah ke tempat saya." Dewang... sama ramahnya.

Rahangku mendadak kaku. Tubuhku seolah dipaku di tempat. Keduanya masih mengobrol sambil berjalan ke arahku.

"Bisa diatur. Saya resign habis proyek ini selesai. Kalau ada lowongan, buat teman saya dulu saja." Tangan Kalita terentang padaku. Dia menggerak-gerakkan mata padaku sebagai kode entah artinya apa.

Dewang menoleh, sempat celingukan seolah mencari seseorang, tapi satu-satunya yang berdiri di situ cuma aku.

"Masih saling ingat nggak? Kalian pernah ketemu lho," tambahan informasi Kalita membuat nyawaku kayak dirampas setengahnya. Bukan 'pernah' ketemu lagi, Dewang mah hampir setiap hari ketemu!

Aku dan Dewang saling bertatapan dengan tampang paling bingung sedunia. Dewang ke sini mau ketemu Kalita? Kalita bilang ada janji sama mantan kliennya di AllYouNeed dan mau modusin itu orang supaya ngasih lowongan kerjaan? Kemudian....

"Nah, Mosha ini Pak Dewa yang saya bilang lagi nyari kerjaan—"

Astaga, Kalita! Buru-buru aku melompat ke arah Kalita dan membekap mulutnya. "Kal, Pak Dewang, bos-gu-e," sengaja aku tekankan kata 'bos gue' sambil melebarkan mata pada Kalita supaya dia lekas sadar situasinya.

Dewa Angkara Murka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang