[16] Mosha Pengabdi Dewa Angkara Murka

18K 2K 60
                                    

Gabut dan lagi nggak tahu mau ngetik apa.

Update aja dah.

Jangan lupa komen bar-barnya


Luv 

Aya

oOo


Dewang nyabut janur kuning dari tempat kawinan Kyle terus bilang, "Ingat, janur kuning kamu sudah melengung, Kyle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewang nyabut janur kuning dari tempat kawinan Kyle terus bilang, "Ingat, janur kuning kamu sudah melengung, Kyle. Jangan coba-coba deketin Mosha lagi."



Senin pagi departemen procurement sudah ribut sekali. Baru kali ini aku menyesal berangkat kerja pagi-pagi. Malas kalau cuma jadi sasaran Willy dan teman-temannya.

"Datang bareng Pak Dewang, Mo?" Dadan yang baru nongol di pintu saja langsung melempar pertanyaan macam itu. Dia menuju meja kerjaku yang sudah dikerumuni Willy dan yang lain.

"Gue kira harus mengucapkan duka cita, ternyata suka cita." Willy langsung tos dengan cowok yang berdiri di sebelahnya, Adri, anak akunting yang nggak tahu kenapa bisa nyasar ke sini.

"Tahu gitu nggak perlu umpet-umpetan ngagendain ke kondangan kalau tahu lo udah punya gandengan." Dadan langsung nyambung saja. Kalau Dadan yang 'bapaknya' anak-anak menyambar, otomatis yang lain ikut ribut—tadi sudah ribut, sekarang makin ribut.

"Iya, gandengannya Pak Dewang pula."

"Gila ih, Mo. Kok bisa? Sejak kapan?"

"Jangan-jangan Kyle ninggalin lo karena kalah mental sama Pak Dewang?"

"Sakti lo, Mo."

Willy menaik turunkan tangannya, menenangkan kericuhan. "Kalian boleh saja mengucapkan selamat ke Mosha, tapi kalian juga jangan lupa jaga bicara. Kurang-kurangin ngomongin Pak Dewangnya di depan Mosha."

"Apaan lo, Wil," dengkusku. Aku tidak mengantisipasi hal ini sebelumnya, bahwa akan ada pemikiran macam itu. Jelas aku nggak mau kehilangan momentum gibah bos paling nyebelin di kantor ini meski dia 'pasangan'-ku. "Nggaklah. Gue tetap objektif."

"Willy, kenapa lo punya hobi ngerusak momen sih?" Kinoy baru datang langsung peka aku sedang dirujak anak-anak. Dia memang penyelamat dan sahabat sejati. Kinoy menyikut lengan Willy keras-keras supaya menyingkir dari kubikalnya. Hari ini dia pakai kemeja bermotif kucing dan kacamata besar. "Justru karena Mosha sama Pak Dewang kita bisa mengeluarkan uneg-uneg secara bebas. Siapa tahu, Mosha bisa membimbing Pak Dewang ke jalan yang benar."

"Jadi selama ini saya berjalan di jalan yang salah?"

Ups! Kenapa ini orang muncul di saat yang tidak tepat.

Dewa Angkara Murka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang