Namanya Dewangkara Maheswara. Namun, seluruh anak buahnya sepakat mengganti namanya menjadi Dewa Angkara Murka. Selain tukang murka, dia juga suka bertitah bagai dewa. Apa pun yang diinginkannya harus tercapai saat itu juga.
Termasuk saat dia 'meme...
Karakter cowok fiksi kayak apa sih yang paling kalian suka?
Karakter cewek fiksi kayak apa sih yang paling kalian suka?
Ada kesan pesan nggak sebelum plot twist nih?
from this
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To this
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Aya
oOo
"Bagaimana?" Dewang muncul di ruanganku tiba-tiba terus langsung tanya gitu sambil ngancingin lengan kemeja.
Aku bahkan belum sepenuhnya ngehdengan kedatangan dia karena lagi bikin evaluasi vendor supplier. Paperwork-nya banyak banget. Gampang sih, sebenarnya. Cuma aku tadi kabur dari kantor, jadi kerjaan molor. Jam pulang sudah berlalu tiga puluh menitan yang lalu. Tersisa Dadan yang anteng di mejanya. Willy lagi sebat—ngerokok. Mbak Afni ketemu sama vendor di luar kantor. Kinoy lagi ada kerjaan ke Medan.
"Apanya yang bagaimana, Pak?" Aku mengerutkan kening.
"Pertanyaan saya tadi siang."
Aku melebarkan mata. Tadi siang saat perjalanan pulang dari Kementerian Penerangan Informasi, aku memilih jawaban diplomatis, "Saya bingung ." Bukan mau sok jual mahal, tarik ulur, ingin dikejar, atau apa pun. Aku cuma mau lebih objektif. Benarkah pilihanku? Apa Dewang sosok yang tepat mengingat A hingga Z sifat dia? Apa aku hanya mau cepat-cepat lari dari Kyle? Apa aku memang nyaman bersama Dewang setelah semua yang kami lewati?
"Tadi Bapak sendiri yang memberi saya waktu, sekarang sudah ditanya lagi?" Aku membisik, takut terdengar Dadan.
Dewang menarik kursi Kinoy dan duduk di sebelahku. "Dari siang sampai sore apa itu bukan waktu?"
