[28] Dewang vs Dewa19

14.3K 2K 94
                                    

JANGAN LUPA PLAY MULMED YANG AKU SELIPKAN BIAR NYAMBUNG SAMA CERITANYA!

Momennya pas banget sama ceritanya MALAM MINGGUAN.

Yang nggak malmingan, bisa tetep happy baca ini. Ada Dewang yang menemani :D

Oh, iya, bagi kamu yang pengin baca WINTERHEARTED, EDITOR'S BLOCK, atau FRIENDS WITH BENEVITO secara GRATIS. Bisa cek Twitter aku @ayawidjaja , komen di tweet yang aku pinned mau yang mana. Oke oke?

 Oke oke?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

oOo


Suaraku serak kebanyakan teriak. Mauren malah sambil berjingkrak-jingkrak. Cuma beda usialah ya, stamina dia luar biasa sedangkan aku sudah mau binasa rasanya. Dewang? Jangan tanya dia ke mana. Sibuk jadi panitia betulan kayaknya. Dia tadi bahkan berhasil menempatkanku dan Mauren di spot yang enak. Tempatnya di pinggir depan, dekat tim dokumentasi. Depan kami panggung, samping kami ditaruh semacam pembatas buat kameraman mengoperasikan kamera.

"Once, Mo! Once!" Mauren mengguncang bahuku kuat-kuat waktu Once muncul di atas panggung. Diam akin histeris waktu Once berdiri di atas kami lalu menyapa. Ya bukan cuma Mauren sih, yang histeris. Aku juga. Once di Dewa19 tuh, menemani masa kecil kami deh, pokoknya. Bertahun-tahun berlalu suaranya tetap berkarakter kayak dulu. Powerful!

Once membawakan lagu-lagu yang pernah berjaya saat dibawakannya seperti Separuh Nafas, Pupus, Larut, Arjuna dan Roman Picisan. Gegap gempita tempat konser mengikuti Once bernyanyi.

"Lagu berikutnya, kalian mau lagu apa?" tanya Once sambil berputar di atas panggung. Dia mengumpulkan suara-suara penonton yang sibuk berteriak menyuarakan keinginannya. "Kalau sebelah sana mau apa?" Dia berputar lagi. "Coba deh, saya mau tanya yang di sebelah sini."

Aku dan Mauren langsung berpelukan memekik girang—lupa umur—waktu Once tiba-tiba menjulurkan microfonnya ke arah kami berdua.

"Kalian mau lagu apa?" tanya Once.

"RISALAH HATI!" teriakku dan Mauren kompak. Ujung mikrofon Once masih tiga puluh sentimeter lagi di depan sana, jadi kami harus teriak.

"Nonton konser berdua saja, request-nya Risalah Hati buat cowok yang nggak mau menemani malam ini?" Once mengangkat tangan ke atas. "Oke, Risalah Hati buat mereka berdua dan kalian semua yang ingin bikin dia jatuh cinta."

Gila! Aku dan Mauren langsung jejingkrakan lupa kaki sakit atau suara serak begitu intro lagu dimainkan. Benar-benar request terus dimainkan sama Once. Anugerah mana lagi yang ingin kami dustakan?

Semangat bernyanyi pun meninggi. Semua orang turut bernyanyi. Aku turut mengangkat-angkat tangan, menggoyangkan kepala ke samping kiri-kanan sambil menyanyikan bagian, "BERI SEDIKIT WAKTU. BIAR CINTA DATANG KARENA TELAH TERBIASA."

Dewa Angkara Murka (END)Where stories live. Discover now