[25] Yang Tertinggal di Belakang

15K 1.9K 68
                                    



CHAPTER SPECIAL TEMU KANGEN PAK MENTERI!!!

Karena aku lagi happy, maka kalian juga harus happy!


Aya, Love—saking excited sampai kebalik.


oOo

Demi menutup pertanyaan "Kapan nikah?" aku memutuskan resign dari lokapasar AllYouNeed setahun yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Demi menutup pertanyaan "Kapan nikah?" aku memutuskan resign dari lokapasar AllYouNeed setahun yang lalu. Padahal, AllYouNeed sedang berjaya-jayanya. Bonus kami melejit hingga tiga kali lipat tahun-tahun sebelumnya. Namun, saat itu kupikir untuk apa bonus berlipat ganda jika waktuku cuma habis diperas perusahaan, tapi aku tidak punya seseorang untuk menemaniku di masa depan?

Kyle adalah investasi masa depanku. Empat tahun kuhabiskan bersamanya, membersamainya dalam suka duka, kini dia hanya harus dikuatkan untuk kembali percaya pada apa yang disebut 'komitmen'.

Demi mengulur waktu, aku melamar kerja di Kreativa. Perusahaan ini melarang pernikahan dengan sesama rekan kantor. Kalau pun akhirnya nikah, salah satu harus resign. Alasan itu bisa aku gunakan untuk meredam pertanyaan 'kapan nikah'. Kalau ada yang ngeyel bilang, "Ya udah, salah satu resign." Dengan entengnya aku bakalan bilang, "Lo kira cari kerjaan baru gampang? Atau lo yang mau ngasih gue duit bulanan buat budget healing dan me time gue?" Di sisi lain, aku berharap intensitas pertemuan kami akan membuat Kyle mengubah pendiriannya soal 'komitmen'.

Ya, aku benar. Aku berhasil mengubah pendapat Kyle soal ketidakpercayaannya pada komitmen dalam pernikahan. Mungkin saat itu, doaku kurang lengkap. Kyle akhirnya percaya bahwa dia bisa berkomitmen dalam sebuah pernikahan, tapi bukan aku pendampingnya dalam ikatan itu.

Dalam sekejap mata, lima tahun kami sia-sia.

Dalam satu gerakan tangan, karierku gemilang yang aku tinggalkan di AllYouNeed dengan rasa percaya diri kini berakhir sia-sia. Aku harus meniti semua dari awal.

Dalam hitungan bulan yang tidak seberapa dibanding kebersamaan kami yang panjang, dia telah menggandeng seseorang yang diyakininya untuk melangkah ke jenjang pernikahan yang sempat tidak dipercayainya.

"Gimana kerjaan?" Kalita cuma bertanya dua kata, tapi sukses menyeret pikiranku ke mana-mana. Pilihan-pilihan konyol yang aku ambil di masa lalu.

"Ya, gitu deh." Aku menaikkan bahu, mengedarkan pandang ke sekeliling.

Sore ini sebenarnya aku janjian nongkrong dengan Kalita di Plaza Senayan. Cuma karena Kalita kini resmi 'dipaksa' jadi sekretaris pribadi menteri—yang sialnya adalah mantan bos kami berdua—dia jadi harus menunggu Pak Aldrich pulang, baru bisa cabut. Malas sendirian di Plaza Senayan, aku main saja ke kantor Kalita dan here I am; Gedung Kementerian Penerangan Informasi.

Dewa Angkara Murka (END)Where stories live. Discover now