6. Menyeimbangkan Zat Kimia Otak

1.9K 232 127
                                    

Follow ig tarangga.abimana kikanaya_kin

Hayu bantu votes 100+ komen 200+

HAPPY READING

6. MENYEIMBANGKAN ZAT KIMIA OTAK

Rangga masuk ke kamar sambil menggulung kedua lengan kemejanya. Ia tidak sengaja melihat ke ranjang empuknya yang tampak sedikit berbeda. Kening Rangga berkerut, di mana boneka kodok yang selalu ia letakkan di atas ranjang yang menemaninya tidur selama belasan tahun?

Rangga berubah panik, ia mencari di balik bantal, selimut, lantai, namun tidak ada. Hingga ia menunduk melihat kolong ranjang. Mungkin tidak sengaja tertendang olehnya saat jatuh ke lantai.

"Ya ampun, Olaf!" pekik Rangga begitu melihat boneka kodok yang ia cari sedang dicabik-cabik kucing berwarna oren bercampur putih kesayangannya, Olaf.

"Ya ampun, Olaf!" pekik Rangga begitu melihat boneka kodok yang ia cari sedang dicabik-cabik kucing berwarna oren bercampur putih kesayangannya, Olaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rangga menjulurkan tangannya menarik Olaf keluar beserta boneka kodoknya.

"Ini bukan mainan kamu, Olaf." Rangga merebut kembali boneka kodok yang sedikit koyak dibagian leher.

"Meow!" Wajah polos dan imut Olaf membuat Rangga tidak bisa marah.

Rangga beranjak ke lemari pakaiannya. Ia membuka kemudian mencari boneka milik Olaf yang teringgal di dalam. Olaf sering kali tidur di dalam lemari pakaiannya, mungkin saja tertinggal saat Olaf keluar.

Rangga memberikan boneka beruang Olaf. "Main di luar ya."

"Meow." Olaf membawa bonekanya dalam mulut kemudian berjalan keluar kamar.

Rangga menatap sendu boneka kodoknya yang selama ini ia jaga dengan baik dirobek oleh Olaf. Ia beranjak mengambil jarum dan benang di laci meja kamarnya. Kemudian menjahit kembali sobekan bonekanya yang tidak terlalu parah.

Boneka kodok tersebut sangat berarti buat Rangga. Mungkin orang-orang akan berpikir Rangga terlalu kekanakan masih menyimpan boneka. Namun, ini lebih dari sekadar boneka. Ia punya kisah tersendiri yang sangat berpengaruh terhadap hidup Rangga.

Rangga menggunting benang yang tersisa setelah selesai menjahit.

"Maaf, ya."

***

Tepat hari Minggu sesuai kesepakatan Rangga dan Kinaya untuk jogging di pagi hari. Rangga tiba di rumah Kinaya sebelum gadis itu menyambut hari barunya. Rangga langsung ke kamar Kinaya, membangunkan gadis itu atas permintaan Laras.

"Kinaya, bangun yuk. Kita jogging." Rangga duduk di tepi ranjang.

"Enghh! Ngantuk! Ini kan Minggu mau tidur!" ujar Kinaya setengah sadar.

"Kinaya."

"Jangan ganggu, ah!"

Rangga tersenyum, begitu sabar membangunkan Kinaya.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang