34. Terlambat

848 121 41
                                    

Halo, up lagi nih

Senam jari dulu sebelum spam komen🫶🏻

Siap baca part ini? 😍

Yang spam komen makin cantik🌷

Bantu 200+ likes 500+ komen 🥹

34. TERLAMBAT

Kinaya menatap pantulan dirinya pada permukaan danau yang beriak kecil. Senyuman miris terbit di bibir manisnya disusul air mata yang menetes dan bergabung dengan danau.

"Kinaya minta maaf, Kinaya udah nggak sanggup."

"Kinaya capek, Kinaya cuma pengin hidup normal."

"Nggak ada yang mau Kinaya kaya gini. Semuanya pengin Kinaya pulih total. Tapi Kinaya tau itu mustahil."

"Kinaya juga mau pulih total." Kinaya sibuk bermonolog sendiri dengan perasaan dan pikiran yang sudah tidak bisa berpikir dengan jernih.

Kinaya menatap lima belas butir obat antidepresan di genggamannya. Tidak akan ada yang menahan aksi Kinaya kali ini.

***

Tujuan pertama Rangga akhirnya berakhir di jembatan, tempat dipertemukannya Rangga dengan Kinaya, di mana saat itu Kinaya hampir saja mengakhiri hidupnya di sana. Ia turun dari mobil, lalu melihat ke bawah jembatan yang airnya mengalir deras menerjang bebatuan. Tidak ada hal yang janggal di sini, seperti kemacetan atau kehebohan lainnya.

Rangga akhirnya menyimpulkan bahwa Kinaya tidak berada di sini. Ia tampak frustasi. Kinaya di mana saat ini? Ia berpikir keras sambil melangkah kembali ke mobil menuju tempat berikutnya yang belum tau akan ke mana.

Rangga menutup pintu mobil. Seketika sebuah ingatan terlintas dalam benaknya.

"Nyaman banget di sini, Kak. Kayanya, aku bakal selalu ke sini deh tiap ada masalah atau aku lagi down."

Tanpa pikir panjang, Rangga langsung menancap gas menuju tempat tersebut. Ia harap Kinaya di sana dalam keadaan baik-baik saja. Tidak segan ia menyalip kendaraan lain demi cepat sampai ke tempat tujuan.

***

Mobil Rangga berhenti tidak jauh dari danau. Ia keluar dari mobil dan segera mengendarkan pandangan mencari sosok cantik itu. Hingga matanya membulat begitu melihat seseorang terkapar di atas rerumputan hijau dengan tubuh mengejang.

"KINAYA!"

Rangga bergegas menghampiri gadis itu dengan berlari, bahkan ia sempat terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. Tidak, Rangga terlambat menemui gadis itu. Rangga terjatuh di sebelah Kinaya. Ditemukan beberapa butir obat yang terjatuh di dekat Kinaya, menandakan gadis itu tidak menelan habis lima belas butir obat tadi.

Napas Rangga tercekat begitu melihat kondisi Kinaya saat ini yang butuh pertolongan medis segera.

Kinaya mengalami kejang dengan mulut berbusa. Ini karena tubuh tidak bisa menerima jumlah obat yang masuk, jantung dan paru-paru tidak berfungsi dengan baik.

Fungsi jantung dan paru-paru yang melambat akibat penggunaan obat depresan membuat cairan terkumpul di dalam paru-paru. Cairan dapat bercampur dengan karbon dioksida, lalu keluar dari mulut dalam bentuk busa.

Rangga memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan Kinaya.

"Nggak, nggak! Kinaya! Kamu bertahan!" Rangga semakin panik merasakan denyut nadi Kinaya yang melemah.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon