35. Halaman Baru

848 110 37
                                    

Halo, baru sempet next hehe ada yang nungguin? 🖐🏻

Absen dong kalian suka pelajaran apa?

Please jangan dark readers🥺

Bantu dong 200+ votes 500+ komen🫶🏻

Spam komen yuk 🥹

HAPPY READING

35. HALAMAN BARU

Di ruangan sejuk dengan aroma khas dunia medis mendominasi tempat ini dengan kesunyian yang cukup membuat Kinaya merasa lebih baik. Tatapan yang jauh ke depan tampak kosong, ia melamun. Saat ini Kinaya dipantau secara intensif karena riwayat percobaan bunuh diri yang sempat dilakukan beberapa kali. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dan mengurangi risiko.

"Kinaya?" panggil seseorang.

"Kin?" panggilnya, lagi, karena Kinaya tidak menyadarinya.

Baru Kinaya kini tersadar dari lamunan dan menoleh ke segala arah namun tidak menemukan siapa pun di selain dirinya. 

Rangga melambai di seberang sana yang kini ditampilkan di layar ponsel Kinaya yang diletakkan dengan posisi tegak di ujung ranjang.

"Eh?" Bisa-bisanya Kinaya lupa bahwa ia sedang dipantau oleh Rangga melalui video call beberapa saat yang lalu.

Rangga di kantin untuk memberi air mineral karena Kinaya merasa dahaga. Maka Rangga membelikan Kinaya dan meninggalkannya ke kantin sejenak. Namun, walau begitu Rangga tetap harus memantau Kinaya. Rangga khawatir Kinaya bertindak hal yang tidak diinginkan, kemungkinan menggunakan alat-alat di kamar rawat Kinaya seperti jarum infus dan lain-lain. 

"Kamu gapapa?" tanya Rangga.

"Gapapa, Kak." Kinaya tersenyum.

"Saya lagi jalan balik, tunggu, ya," ujar Rangga tersenyum manis.

Kinaya mengangguk. 

Tidak lama kemudian pintu kamar rawat Kinaya terbuka. Rangga kembali dengan kantong plastik berisi 2 botol mineral. Bertepatan dengan sambungan video call yang diputuskan oleh Rangga. 

Kinaya menyambut Rangga dengan senyuman manis. Rangga meletakkan air mineral di meja sebelah ranjang yang ditempati Kinaya. Kemudian, ia mengeluarkan sebotol mineral dan tidak lupa membukakan tutup botol untuk Kinaya.

Kinaya menyambut pemberian Rangga. "Makasih, ya, Kak Rangga." Ia meneguknya seperempat dari isinya.

"Sama-sama."

Setelah selesai minum, Rangga mengambil alih botol mineral di tangan Kinaya kemudian ia simpan ke atas meja. 

Kinaya terhenyak kala Rangga mengenggam tangan kanannya sambil mengelus dengan ibu jarinya. Debaran di dada Kinaya...sama seperti beberapa waktu lalu.

"Saya nggak mau kehilangan kamu, Kinaya." Rangga menatap mata indah Kinaya dengan sorot penuh keteduhan yang mampu menghanyutkan siapa saja yang menatapnya.

Kinaya diam, hanya memandang tangannya yang digenggam erat oleh Rangga, seolah menunjukkan seberapa besar ketakutan Rangga saat ini. 

"Bukan cuma saya, tapi Tante Laras dan Om Rano lebih takut kehilangan kamu, Kin. Mereka sayang sama kamu, begitu juga dengan saya. Saya sayang sama kamu, Kin. Sayang banget."

Suara Rangga menyapa pendengaran Kinaya dengan halus, begitu membuat perasaannya merasa lebih baik.

Tangan Rangga mendarat di kepala Kinaya mengelusnya lembut. 

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang