32. Nggak Guna?

813 127 50
                                    

Halo ada yang nungguin?

Medergeng, komennya makin dikit banget, please bangettttt bantu komen dong medergeng, biar aku makin sering upnya, lemes aja gitu lihat komennya dikit 🥹

Yang vote komen makin glowing🩷

Jangan lupa bantu 200+ votes 500+ komen ya makasi🫶🏻

HAPPY READING

32. NGGAK GUNA?

Langkah kecil Kinaya menuntun dirinya ke kantin saat jam istirahat untuk memberi makan cacing-cacing di perutnya yang sudah meronta. Namun, langkah Kinaya berhenti saat hendak berbelok karena mendengar ada yang memanggil.

"Kikanaya!"

"Ya, Bu?" sahut Kinaya.

Bu Nira memanggilnya berjarak beberapa meter di belakang Kinaya yang kemudian mereka melangkah saling mendekat.

"Kamu kenapa suka banget hapus tulisan pakai tip-ex? Kemarin udah Ibu bilang, kan? Jangan sering kotorin buku pakai tip-ex. Bukan cuma satu atau dua loh, hampir penuh tip-ex halamannya, Kikanaya. Setelah ini Ibu nggak mau lihat lagi ya, buku kamu penuh tip-ex. Coba kamu tulis dengan rapi biar enak dilihat." Suara Bu Nira tidak terlalu marah, tapi cukup membuat Kinaya seolah merasa dimarahi habis-habisan.

"Hm, iya, Bu, maaf."

"Ya udah, Ibu permisi dulu," ujar Bu Nira lalu melangkah berlawanan arah.

Mental Kinaya bukan lemah, tapi memang sudah cukup hancur. Dinasehati saja seperti di-bully. Mungkin ucapan Bu Nira tadi akan membuat Kinaya mengingatnya selama beberapa hari. Ada perasaan cemas yang muncul.

Kinaya tidak tau apa ia bisa menulis dengan rapi. Ia bahkan merasa frustasi saat menulis ketika berjaga-jaga akan mengulangi tulisannya. Ini cukup menguras energi Kinaya dan benar-benar melelahkan baik dari segi fisik maupun mental.

Kini rasa lapar yang dirasakan Kinaya pun mendadak hilang, ia kehilangan nafsu makan karena kejadian tadi.

Kinaya menghela napas kemudian kembali melangkah. Namun, tidak disengaja Kinaya menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Kinaya dan seseorang yang ditabrak sama-sama terkejut. Namun jauh lebih terkejut si korban karena kotak bekal berwarna merah muda di tangannya ikut terjatuh ke lantai dengan makanan yang ikut tumpah dan berceceran di lantai koridor.

Kinaya menutup mulut sendiri sambil menahan napas begitu melihat wajah orang ini. Ceilo.

"Lo gimana, sih?! Jalan tuh pakai mata! Lihat, bekal buat Cheryl yang gue buat dengan spesial jadi tumpah!" Ceilo kelihatan emosi karena Kinaya.

"Ceilo, gue minta maaf. Gue nggak sengaja."

"Maaf lo nggak bakal bikin bekal utuh lagi!"

"Gue bantu bersihin, ya," tawar Kinaya hendak membantu Ceilo memungut makanannya.

"Nggak usah!" tepis Ceilo.

Hati Kinaya mencelos kesekian kali dalam waktu beberapa saat.

"Nggak guna tau nggak lo?!"

Kinaya menatap nanar, ucapan Ceilo menyayat hatinya. Kinaya merutuki dirinya sendiri karena tidak hati-hati. Ceilo kembali berdiri setelah membereskan kotak bekalnya sambil menatap sinis pada Kinaya.

"Lo cuma bisa nyusahin tau, nggak?" sambung Ceilo, yang ternyata belum puas memaki Kinaya.

"Maaf, Ceilo." Kinaya setengah menunduk.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Where stories live. Discover now