15. Mindfulness

1.2K 180 202
                                    

Halo, medergeng🤟🏻

Absen dong berapa baterai hp kalian?

HAPPY READING

15. MINDFULNESS

Rangga semakin panik mendengar teriakan Kinaya yang menggelegar. Gadis itu kini sudah merubah posisi menjadi duduk sambil menutup wajah.

"KYAAAAA!!!!"

"KAK RANGGA MAU NGAPAIN?!" 

"SAYA MAU AMBIL PAKAIAN, KINAYA. MAAF TADI SAYA LUPA!" Rangga membuka lemari dan mengambil pakaian dengan tergesa-gesa. 

Kinaya masih menutup wajahnya dengan pipi memanas karena melihat roti sobek Rangga tadi masih terngiang-ngiang. Juga dengan rambut basah Rangga yang masih menetes.

Setelah selesai Rangga berlari kembali ke kamar mandi. 

"UDAH, KINAYA!" teriak Rangga.

Kinaya pun membuka mata dan menarik tangan dengan napas sedikit terengah. Ia masih sedikit shock. melihat Rangga setengah telanjang dengan nyawanya yang belum terkumpul sepenuhnya. 

Kinaya meneguk salivanya. Aroma tubuh Rangga setelah mandi dan roti sobek di badan Rangga tadi benar-benar.... Ah sudah lah! Lupakan!

Kinaya memegang pipinya yang merona. Ia rasa setelah ini akan lebih canggung daripada sebelumnya. 

Rangga keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Kaus hitam dan celana panjang. Ia masih menggosokkan handuk ke rambut guna mengeringkan. Tampak jelas wajah Rangga merona karena kejadian tadi. Ia jadi canggung sekarang. 

Sementara Kinaya masih terdiam dalam posisi yang sama. Ia tidak tau harus berbuat apa.

Hingga suara Rangga memecahkan keheningan. "Kinaya, saya minta maaf. Saya nggak maksud macam-macam, saya benaran lupa bawa pakaian ke kamar mandi."

"Hm, iya. Gapapa, Kak Rangga." Kinaya menunduk dalam-dalam. Enggan menatap mata Rangga. Ia beranjak dari ranjang, hendak mengambil peralatan mandinya yang ia bawa, juga pakaian. 

Rangga hendak keluar dari kamar. Namun, suara Kinaya menghentikannya. Hingga Rangga berbalik menghadap Kinaya yang berdiri kurang dari semeter di belakangnya. 

"Kak Rangga."

"Iya, Kinaya?"

"Hm, aku mandinya di mana, ya?"

"Kamu pakai kamar mandi saya aja gapapa kok." Rangga tersenyum. 

"Oh, gitu," balas Kinaya, terkesan canggung. 

"Meow!" Olaf mendadak masuk ke kamar, melompat lalu menendang punggung Rangga hingga lelaki itu kehilangan keseimbangan kemudian terhuyung dan refleks memeluk pinggang Kinaya.

Lagi-lagi mereka terkejut. Kinaya sampai melotot di tempat. 

Olaf seperti tidak merasa bersalah, ia melihat pemandangan di depannya sambil menggerakkan ekor. "Meow." 

"Ma..maaf, Kinaya. Saya nggak sengaja. Tadi Olaf tendang punggung saya dan saya terkejut." Rangga sedikit menjauh, jantungnya berdegup cepat. Ia salah tingkah bukan main. Bisa-bisanya Olaf melakukan hal seagresif ini. 

Kinaya sampai tergagap. Mulutnya terbuka tanpa bersuara. 

"Maaf, saya keluar. Kamu mandi aja, saya nggak akan masuk ke kamar." Rangga melangkah keluar sambil menggendong Olaf yang sepertinya meminta sarapan. 

Kinaya mengerjap di tempat berusaha meraup oksigen sebanyak mungkin. 

'MAMA KINAYA MAU PULANG SEKARANG JUGA!' 

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Where stories live. Discover now