9. Pangeran Kodok & Putri Tulip

1.2K 198 111
                                    

Gemes banget judulnya hehe

Hayu votes 150+ komen 200+

HAPPY READING 

9. PANGERAN KODOK & PUTRI TULIP

"Mama masih ingat nggak sama boneka kodok Kinaya waktu kecil?" tanya Kinaya, di sela sarapan nasi goreng buatan Laras. 

"Kamu masih ingat Kin?" balas Laras, terkekeh. Ia sedang membuatkan teh panas. 

"Masih dong, Ma."

"Terus kamu ingat bonekanya di mana?" pancing Laras.

"Kinaya kasih ke Pangeran kodok, kan, Ma?"

Bertepatan Rangga datang pagi itu, ia sedang melepas sepatu pantofelnya di teras rumah. Mendengar kata pangeran kodok membuat Rangga tidak sengaja menendang sudut pintu saat membuka sepatu. Lantas ia mengaduh kesakitan.

"Aduh!" 

Laras dan Kinaya teralihkan atensinya karena suara Rangga. 

"Eh, nak Rangga?" seru Laras begitu melihat Rangga di depan pintu. 

"Pagi, Tante!" sapa Rangga.

Kinaya mengerutkan keningnya, tampaknya Rangga semakin sering datang pagi-pagi menjemputnya ke sekolah.

"Pagi, Rangga! Ayo, masuk, masuk! Tante masak nasi goreng, sarapan bareng, yuk!" ajak Laras.

"Ah, nggak perlu repot-repot Tante." Rangga tersenyum ramah. 

"Udah, anggap aja rumah sendiri, kan, calon istri." 

'UHUK! UHUK!' 

Kinaya tersedak nasi gorengnya, membuat tenggorakannya sedikit tercekat.

"Pagi, Kinaya," sapa Rangga.

Laras mempersilakan Rangga bergabung di meja makan, lalu ia mengambilkan sepiring nasi goreng untuk Rangga. 

"Pagi, Kak Rangga," sapa Kinaya.

"Lalu gimana, Kin, kamu ingat nggak angeran kodoknya?" tanya Laras.

Rangga berdeham canggung. Kenapa mendadak mereka membahas pangeran kodok?

"Nggak ingat wajahnya, Ma. Tapi kayanya sekarang udah anak kuliahan." Kinaya melahap nasi goreng yang hampir habis.

Laras memberikan sepiring nasi pada Rangga. 

"Makasih, Tante Laras."

"Sama-sama. Makan aja, kalau nambah silakan ya." Laras duduk di sisi meja yang berbeda. Ia menuangkan teh pada masing-masing tiga kelas. 

"Kalau kamu ketemu pangeran kodok, kamu mau ngapain?" tanya Laras pada Kinaya. Bahasan mereka belum selesai. 

"Cuma mau minta boneka kodoknya. Tapi masih di simpan nggak, ya?" Kinaya tidak yakin akan disimpan. Lagi pula anak itu laki-laki, pasti bonekanya sudah dibuang. 

Kinaya memasang wajah murungnya. 

Sementara Laras dan Rangga lirik-lirikan. 

"Lagipula, anak itu mana mungkin ingat aku, Bun?" 

"Saya masih ingat kamu, Kinaya. Malah ingat banget," batin Rangga.

Kinaya tidak tau jika pangeran kodok yang dibicarakan saat ini berada di depannya. 

"Banyak pertanyaan kamu waktu itu yang pengin saya jawab sekarang. Banyak hal yang pengin saya cerita ke kamu. Tapi, waktunya tidak tepat." Karena Kinaya sedang tidak baik-baik saja saat ini, jadi tidak mau menambah beban pikiran gadis itu.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin