49. Bertemu Luka

661 73 15
                                    

Halo, ada yang nunggu ga?

Makasih buat yang udah vote komen

Please banget bantu vote komen di part ini, spam aja gapapa banget🥹

Yang komen aku doain punya hubungan persahabatan seperti Kinaya Alyona🥺

HAPPY READING

49. BERTEMU LUKA

Tanpa diduga, Akan berlari ke arah Erlangga dan memeluknya yang tingginya sebatas pinggang pria itu.

"Akan!" pekik Mia.

"Papa," ujar Akan, tidak begitu jelas tapi dapat ditangkap dengan baik oleh pendengaran mereka.

Erlangga yang terkejut dipanggil sebutan 'papa' membalas pelukan Akan sambil menatap mereka bingung, butuh penjelasan. Kenapa Akan memanggilnya papa? Erlangga tidak mungkin salah jika anaknya dan Miahanya Rangga. Lantas Akan itu siapa?

Ditatapnya mata Akan penuh binar, tatapan yang seolah begitu mendambakan kehadiran Erlangga untuknya.

"Ini anak siapa Mia?" tanya Erlangga.

Mia bergegas mendekati mereka lalu menarik Akan yang masih sibuk memeluk Erlangga. Rangga pun refleks berusaha menahan Laras yang kini berusaha memisahkan Akan dan Erlangga.

Akan berteriak dengan sesegukkan dan tangannya masih menggenggam erat tangan Erlangga. Mia dengan kasar melepaskan kaitan tangan mereka.

"Ma, udah, Ma, kasian Akan!" seru Rangga.

Namun, Mia justru menghempas tangan Rangga.

"Akan nggak boleh dekat-dekat laki-laki bajingan ini!" maki Mia.

"Ma, Akan bisa trauma," Rangga masih berusaha melerai.

Sementara Akan memberontak histeris. Erlangga tidak tega melihat Akan seperti itu. Ia satu tujuan dengan Rangga yang berusaha menghentikan tindakan kasar Mia.

Kini ruangan itu dipenuhi jeritan dan tangisan, heboh, membuat warga-warga yang masih berkumpul di depan rumah mereka semakin penasaran. Namun, beberapa menyarankan untuk tidak menguping atau ikut campur urusan pribadi mereka. Hingga lama-lama mereka memutuskan untuk bubar. Salah satu dari mereka melapor kejadian itu pada Ketua RT setempat, agar keributan bisa ditangani dengan baik.

Hingga Erlangga tidak tahan lagi, Akan bisa mengingat perasaan saat ini yang berujung menjadi trauma. Sekarang ia bisa berpikir lebih baik. Ia tidak akan mengulang kesalahan yang sama.

Laras terkejut saat Erlangga menariknya ke pelukan dengan erat. Rangga sama kagetnya dan ia refleks memeluk dan mengelus punggung Akan yang terguncang karena menangis.

Alih-alih berontak karena seorang Erlangga menyentuhnya, justru wanita paruh baya itu terdiam dalam dekapan pria yang pernah menghancurkan hidupnya.

Sial, pelukan ini .... Mia lupa bahwa kelemahannya adalah pelukan Erlangga. Sejak dulu, pelukan Erlangga yang selalu menguatkannya hingga pada akhirnya semua itu lenyap. Tapi, kali ini ia merasakan perasaan nyaman itu lagi.

"Mia, maaf untuk semuanya, maaf untuk kesalahanku, maaf atas luka yang aku berikan, aku minta maaf," ujar Erlangga, tulus tepat di telinga Laras.

Masih tidak ada pemberontakan dari Mia.

"Aku berani datang lagi ke kamu untuk minta maaf, sebelum terlambat dan aku tidak sempat melakukannya."

Tidak sempat? Kenapa? Pikir Mia.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Where stories live. Discover now