Epilog

1K 66 31
                                    

Halo, aku bawa epilog untuk kamu

Mohon dukungan lewat vote komen ya🫶🏻

Spam komen yuk medergeng🥺

HAPPY READING

EPILOG

Lelaki itu melangkah masuk ke sebuah kafe. Ia tampak celingak-celinguk mencari seseorang. Diendarkannya pandangan pada satu persatu pengunjung kafe, tapi tidak juga menemukan yang dicari. Hingga salah satu pelayan kafe datang menghampiri Rangga.

"Permisi, dengan Mas Tarangga Abimana?" tanya pelayan tersebut, mengalihkan atensi Rangga.

"Iya, saya sendiri," jawab Rangga.

"Silakan ikut saya Mas," balas pelayan itu sopan. Ia membuka jalan untuk Rangga mengikutinya dari belakang. Hingga mereka tiba di bagian outdoor kafe yang dihiasi lampu gantung. Tidak ada pengunjung lain selain dirinya.

 Tidak ada pengunjung lain selain dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Silakan, Mas, saya tinggal dulu ya." Pelayan tersebut mempersilakan Rangga menempati salah satu meja lalu mengangguk sopan lalu pamit.

Rangga tertegun melihat meja tersebut didekor dengan tema romansa. Terdapat lilin dan mawar di tengah meja dan peralatan makan yang disusun rapi untuk dua orang.

Rangga menarik kursi lalu menempatinya. Beberapa saat lalu ia mendapat pesan dari Laras untuk datang ke kafe Lovano pukul enam lewat tiga puluh menit karena ada yang perlu dibicarakan. Mengingat seminggu belakangan ini Kinaya bersikap aneh padanya, lantas membuat ia khawatir.

Benar, Kinaya tidak biasa bersikap acuh tak acuh pada Rangga, ditambah sering menolak pertemuan. Rangga sempat berpikir apa ada kesalahan yang tidak sengaja ia lakukan sehingga membuat Kinaya seperti ini?

kekhawatiran Rangga yang berkeliaran di kepala seketika lenyap begitu mendengar lantunan piano yang menyapa pendengaran dengan ramah. Ia memutar tubuh ke arah belakang karena posisinya membelakangi panggung musik yang tidak begitu besar.

Rangga terhenyak melihat gadis dibalik piano tersebut. Jantung Rangga berdetak tak karuan melihat Kinaya. Itu Kinaya, ia tidak salah lihat. Gadis berambut panjang yang digerai indah dengan dress tanpa lengan yang dikenakannya itu sedang memainkan tuts-tuts piano dengan lincah.

Kinaya menatap Rangga dengan tulus. Ia mulai bernyanyi sambil mengitari suaranya dengan piano, hal ini cukup membuat Rangga tersentuh.

"Telah ku temukan yang aku impikan
kamu yang sempurna
segala kekurangan semua kelemahan
kau jadikan cinta ...."

"Tanpamu aku tak bisa berjalan
mencari cinta sejati tak ku temukan
Darimu aku bisa merasakan
kesungguhan hati cinta yang sejati ....

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang