46. Kesalahan

657 80 5
                                    

Halo, siapa yang nungguin cung

Makasih yang kmrn sudah vote komen 🫶🏻

Boleh minta spam komennya lagi hehe 🥹

Bantu 500+ votes 200+ komen ya makasi

HAPPY READING

46. KESALAHAN

Kedua sudut bibir gadis berambut panjang yang terurai itu terangkat begitu melihat punggung lelaki yang hendak ia cari di tempat itu. Kakinya terayun memasuki gedung klinik psikiatri. Begitu berjarak satu meter dari lelaki berjas putih itu, ia memanggil, "Rangga."

Merasa terpanggil, Rangga yang sedang meminta data pasiennya di meja resepsionis pun menoleh ke belakang. Ia sedikit terkejut begitu melihat Karina berdiri di depannya dengan blouse cokelat dan celana putih beserta tas kecil di sebelah pundaknya.

"Karina? Ada apa?" tanya Rangga.

"Bisa bicara sebentar, Ngga?"

Rangga diam beberapa saat sambil menimang. Lalu ia menjawab, "Bisa. Di luar?"

Karina mengangguk. Rangga izin keluar sebentar pada penjaga resepsionis lalu melangkah keluar bersama Karina. Jujur saja Rangga sedang menerka-nerka apa yang akan Karina utarakan. Ini juga masih jam kerja, kenapa Karina bisa ada di sini?

Mereka berhenti di sisi luar klinik, tempat yang sedikit jauh dari jalur pintu masuk.

"Maaf ya, Ngga, gue udah ganggu waktu kerja lo." Karina sedikit menunduk, lalu kembali menatap Rangga.

"Gapapa. Ada apa, Kar?"

"Gue cuma mau bilang, mungkin ini terakhir kita ketemu, nggak tau kita bakal ketemu lagi atau nggak." Dari ekspresi Karina Rangga bisa baca jika ada perasaan tidak rela dengan pernyataan yang keluar dari mulutnya.

"Emang lo mau ke mana, Kar?"

"Gue mau lanjut S2 di luar negeri," ujar Karina.

Rangga sedikit membulatkan mata dan mengangkat alis. Antara terkejut dan kagum.

"Gue salut sama lo, gue doain lancar studinya, Kar!"

"Makasih, Ngga."

Rangga tersenyum kemudian mengangguk.

"Itu aja, Ngga yang mau gue sampaikan ke lo," lanjut Karina.

Rangga manggut-manggut. Ia mengira Karina akan mengungkapkan perasaannya, ternyata salah.

"Gue pamit, ya, sampai ketemu lagi, Ngga," pamit Karina, tersenyum kecut.

Karina memutar badan lalu bersiap melangkah. Namun, suara Rangga menginterupsinya hingga berbalik.

"Kar?"

"Kenapa?" Karina memiringkan wajah.

"Lo yakin cuma itu?" tanya Rangga. Ia rasa Karina berhak mengungkapkan perasaannya, ia hanya tidak ingin Karina terjebak dengan perasaan itu. Setidaknya Karina akan jauh lebih lega ketimbang menyimpannya sendirian.

Karina terdiam. Ia tidak mengerti maksud Rangga. Kenapa Rangga bertanya seperti itu? Seolah Rangga tau masih ada hal yang belum disampaikan Karina. Apa ini pertanda bahwa ia harus jujur dengan perasaaannya?

Karina mengangguk pelan.

"Nggak ada yang mau lo sampaikan lagi?" pancing Rangga.

Karina mengepalkan kedua tangan di sisi badan. Jantungnya mulai berdetak cepat tak karuan. Ia sudah berusaha menahan diri agar tidak terlihat salah tingkah, tapi berujung gagal. Rangga yang sudah menggagalkan itu.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora