17. PDKT?

1K 156 39
                                    

Halo, ada yang nungguin ga?🫣

Kebayang nggak konfliknya apa?😏

HAPPY READING

17. PDKT?

Di tengah membereskan kamar Akandra, Mia menemukan foto yang ia cari sejak kemarin di bawah bantal Akan. Ia terkejut lalu meraihnya. Bagaimana foto itu bisa di sini? Apa Akan yang mengambil dari kamarnya? Sebenarnya sejak awal memang foto mantan suaminya itu sudah ia buang sebelum mereka pindah ke sini. Tapi rupanya masih terselip satu foto di antara tumpukan barang di kardus yang ia temukan di gudang beberapa waktu lalu. 

Setelah itu Mia bergegas keluar dari kamar, hendak melenyapkan foto tersebut. Namun di depan kamar, ia menabrak Akan yang baru saja hendak masuk ke kamar. Ia melihat foto di tangan Mia. Akan sedikit terkejut karena ketahuan mengambil foto itu. 

Mia menatap Akan yang memandang sendu. 

"Mama, jangan diambil fotonya." Akan mengarahkan tiga jarinya ke pipi kemudian empat jari, lalu ia melambai dan melakukan gerakan mengambil kemudian ia menunjuk foto tersebut. 

Tatapan binar Akan membuat Mia tidak tega, tapi ia bersikeras untuk membuang foto itu. Melihat wajah mantan suaminya cukup mengungkit rasa trauma Mia selama ini. 

"Foto Papa." Akan melanjutkan ungkapannya disertai gerakan meniru bentuk kumis dengan jari telunjuk. 

"Nggak, dia bukan Papa Akan." Mia berbicara pelan agar Akan bisa menangkap maksudnya. 

Akan menggeleng kuat. "Papa," ungkapnya dengan kurang jelas.

Akan meraih tangan Mia hendak mengambil foto tersebut, namun Mia menepis Akan. "Mama nggak mau ada foto ini." Terjadi saling tarik menarik foto itu. 

Akan mulai menitikkan air mata. Ia menatap penuh permohonan, namun hati Mia saat itu sedang kekeuh dengan pendiriannya.

Akan melambai lalu melakukan gerakan membuang. "Jangan buang."

Rangga yang baru saja pulang ke rumah, menyaksikan kejadian tersebut dan menghampiri. Ia melihat Akan sedang menangis sesegukkan dan Mia yang juga menahan air mata. 

"Ma, ada apa?" tanya Rangga.

Mereka mengalihkan atensi pada Rangga.

"Foto ini ternyata sama Akan, Ngga. Mama nggak mau ada foto ini, Mama mau buang." Setelah ditahan, air matanya merembes juga. Rasa sesak menyeruak di dadanya, bayang-bayang masa lalu kembali berputar di kepala. 

"Jangan buang," ujar Akan disertai bahasa isyarat.

Rangga tidak tega melihat Akan menangis seperti itu. Lantas ia memeluknya sambil menyejajarkan tinggi Akan.

"Ma, udah, kasihan Akan, masih kecil. Biar foto itu disimpan Akan aja." Rangga memohon.

"Nggak, Rangga. Mama nggak bisa, dia bukan Papa Akan. Mama selalu teringat sama rasa trauma itu kalau melihat sesuatu yang berhubungan sama dia."

Akan memberontak dalam pelukan Rangga. Tangisan Akan bertambah keras.

"Maafin Mama, Akan. Maaf." Kemudian Mia melangkah menjauh, berencana membuang foto itu di tempat sampah.

"Papa!!!" teriak Akan kurang jelas, namun Rangga bisa mendengar ucapan Akan. 

Rangga memeluk erat Akan, berusaha membuat Akan merasa lebih baik. Namun tampaknya hati Akan hancur sekali. Karena hanya foto itu benda satu-satunya yang membuat ia mengetahui wajah Papanya selama ini. 

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Where stories live. Discover now