59. Indah Pada Waktunya

654 54 19
                                    

Halo, cung yang nungguin hehe 🤩

Absen dulu yang lagi baca

Aku bole nggak minta dukungannya, berupa vote komen hehe, nggak sulit kok, nggak habisin waktu kalian juga. Makasih banget yang udah komen, aku seneng banget bacanya, tapi yang dark readers masih di mana-mana huhu🥹

Coba para dark readers, aku tantang tunjukin diri kalian😏

Jangan lupa vote dan spam komen ya

Aku suka bacain komentar kalian, ntar ku bales ya

Part ini cukup panjang, penuh arti, jadi baca pelan pelan aja

HAPPY READING

59. INDAH PADA WAKTUNYA

Sepanjang menunggu pengumuman kelulusan, Kinaya mengisi waktu luangnya dengan mencari kegiatan dan hobi baru. Tentu saja ia mengajak Alyona, sahabatnya. Mereka sama-sama tertarik ingin masuk ke dunia musik setelah saling mengutarakan impian satu sama lain. Kebetulan Rangga mempunyai kenalan guru les musik dari Gavin. Jadi, Rangga berniat mengajak mereka mencoba menemukan hobi baru mereka. 

Selain guru les, kerabat Gavin yang bernama Valeri, juga merupakan seorang musisi. Bahkan di rumahnya terdapat beberapa alat musik seperti gitar, piano, biola, dan sebagainya. Valeri juga tidak keberatan menyambut kedatangan mereka di rumahnya pada hari Minggu, karena ia juga sedang tidak sibuk. Ia senang hati meminjamkan alat-alat musiknya untuk Kinaya dan Alyona yang akan memilih alat musik mana yang akan mereka geluti.

"Selamat sore, saya Rangga," ujar Rangga, berjabat tangan dengan Valeri.

"Sore, Valeri."

"Kikanaya."

"Valeri."

"Alyona."

"Valeri."

Mereka saling berkenalan satu sama lain.

"Temannya Gavin, ya? Udah kenal lama?" tanya Valeri, basa-basi setelah mempersilakan mereka memasuki rumahnya.

"Belum lama, baru setahun lebih. Kamu saudara jauhnya Gavin?" tanya Rangga.

"Iya, saudara jauh dari Bunda."

Rangga dan Valeri asyik berbincang sambil melangkah ke ruangan musiknya, begitu tiba, Kinaya dan Alyona sibuk menjelajahi alat musik dengan indra penglihatannya. 

"Saya buatkan minum dulu, ya, buat kalian," ujar Valeri dengan senyuman ramah.

"Terima kasih, nggak perlu repot-repot," balas Rangga, mengangguk sopan.

"Makasih, Kak." Kinaya dan Alyona tersenyum sambil mengangguk. Tidak lama kemudian Valeri kembali dengan tiga gelas es jeruk di nampan yang ia letakkan di meja yang berada di sudut ruangan.

Valeri kemudian memperkenalkan alat musik satu persatu pada Kinaya dan Alyona. Yang pertama piano. Alat musik yang cukup menarik perhatian Kinaya dan Alyona. 

"Sini, kita coba." Valeri mengajak Kinaya dan Alyona duduk di antaranya pada kursi panjang yang ditempatkan untuk pemain. 

 Valeri memainkan salah satu lagu favoritnya yang berjudul Not You dari Alan Walker. Tuts-tuts piano ditekan dengan santai namun penuh energik. Lagu yang didawaikan Valeri pun terdengar begitu bernyawa. Siapapun yang mendengarkannya seolah akan masuk ke dalam dunia dan khayalan masing-masing. 

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Where stories live. Discover now