45. Dicampakkan

664 75 5
                                    

Halo, cung yang tungguin hehe

Moga kamu dalam kondisi sehat mental🫶🏻

Yang komen dicintai setulus Rangga

Siapin sesuatu untuk dilempar, takutnya lempar hp

Part yang tiap scene nguras emosi

HAPPY READING

45. DICAMPAKKAN

"Bunda, jangan!" seru Alyona, berusaha menghentikan Nila yang sedang mengeluarkan pakaian Alyona dari lemari dengan gusar.

Nila menepis bahkan mendorong Alyona dengan kasar lalu melanjutkan aksinya.

"Alyona tinggal di mana kalau nggak di rumah?" teriak Alyona, memelas.

Nila tega sekali pada Alyona mengusir putri sulungnya dari rumah. Hanya karena hal sepele membuat Alyona kehilangan tempat tinggal yang sebagaimana haknya sebagai anak Nila. Bahkan sempat terbesit dalam pikiran Alyona, apa benar ia putri kandung Nila? Tapi, kenapa Nila tidak pernah menyayanginya?

"Kamu nggak guna, Alyona! Kami malu punya anak kaya kamu!" maki Nila, tanpa memikirkan perasaan Alyona yang teriris. Ia sibuk memasukkan secara paksa pakaian Alyona ke dalam koper.

Alyona berusaha menahan aksinya. Namun, beberapa kali itu juga Nila tidak peduli.

"Alyona cuma nggak sengaja jatuhkan guci Bunda! Tapi, kenapa Bunda sampai setega ini?" Derai air mata itu akhirnya merembes karena sudah tidak sanggup membendung.

"Guci Bunda mahal! Ngerti, nggak kamu?!"

"Jadi, guci Bunda lebih berharga daripada Alyona?" Alyona mengangguk miris dengan pernyataan Nila.

"Tentu! Kamu nggak ada artinya di mata Bunda! Kamu cuma bisa nyusahin dan bikin malu!" cerca Nila.

Pandangan Alyona sudah buram karena air mata. Ia hingga saat ini tidak tau apa kesalahannya yang membuat Nila bertindak dan berucap tanpa melihat siapa putri yang sedang dikasarinya ini. Alyona, putri kandung Nila yang dilahirkan dengan bertaruh nyawa, menghadirkan senyuman kebahagiaan kali pertama menjadi seorang Ibu telah ia lupakan begitu saja.

Nila memberikan kopernya pada Alyona. Tangannya terangkat menunjuk ke luar rumah. "Sekarang kamu pergi dari sini," titahnya.

Patah sudah hati Alyona, hancur berkeping-keping. Tempat yang pada umumnya menjadi tempat pulang terbaik, justru menjadi tempat paling menyakitkan. Ia meraih koper itu dengan segenap hati.

"Baik, kalau itu mau Bunda." Alyona menyeret keluar kopernya dari kamar.

"Jangan pernah pulang lagi," lanjut Nila, menghentikan langkah Alyona.

Alyona menoleh. "Alyona nggak akan pulang lagi, Bunda."

***

"Ponsel lo ketinggalan di jok," ujar Rangga, menyerahkan ponsel Karina yang ber-casing ungu itu.

Karina menyambutnya dengan terkejut. Pantas saja ia cari ponselnya ke manapun tidak ketemu, ternyata tertinggal di mobil Rangga.

"Thanks, ya. Jadi repotin lo, Ngga, sori."

Rangga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mendadak dilanda canggung setelah mengetahui fakta bahwa Karina menaruh perasaan padanya.

Detak jantung Karina semakin cepat. Ia panik begitu mengingat foto yang ia pasang di tampilan layarnya. Apa Rangga sempat melihatnya? Apa Rangga sudah tau perasaannya? Tapi kenapa Rangga diam saja? Ah, ini membuat Karina semakin tidak keruan.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Where stories live. Discover now