16. Bersyukur

1K 166 68
                                    

Kalian baca part ini di mana?

Pengin di spam komen🥹

HAPPY READING

16. BERSYUKUR

Setelah satu jam melakukan relaksasi di tepi danau, Rangga dan Kinaya memutuskan untuk pulang. Saat ini mereka berada di perjalanan menuju rumah Rangga. Di tengah hiruk pikuk kota, tepatnya di lampu merah, Kinaya melihat seorang pria yang seharusnya tidak lagi bekerja karena usia lanjut. Kakek itu berusia sekitar tujuh puluh tahun, berjalan tertatih sambil membawa keranjang berisi nasi kotak.

Kakek itu menawarkan jualannya ke setiap kendaraan. Namun, nyaris tidak ada yang berniat membeli dagangannya satu pun. Terlihat jelas wajah letih dan sendu pada Kakek itu.

Kakek itu berjalan mendekati mobil Rangga, tepatnya sebelah Kinaya. Lantas Kinaya membuka jendela mobil.

"Nasi kotak, Dek?"

"Berapa, Kek?"

Rangga melihat Kinaya yang hendak membeli dagangan Kakek itu.

"Lima ribu aja satunya," jawabnya, pelan.

Kinaya yakin Kakek itu pasti lelah sekali, melihat dagangannya masih banyak yang belum terjual. Ia mengira-ngira ada berapa kotak nasi di keranjang yang dibawa Kakek. Ia mengambil uang yang ia bawa di saku celana. Namun hanya ada dua puluh ribu rupiah. Tidak cukup bila membeli semua dagangan Kakek itu.

Kinaya tidak sanggup hati melihat Kakek jualan di tengah panasnya matahari.

"Saya tambahin uangnya, Kin," celetuk Rangga.

Kinaya akhirnya menyetujui. "Kek, saya beli semua nasi kotaknya, ya." Ia tersenyum tulus.

Wajah Kakek langsung berubah drastis menjadi smringah. "Makasih, Dek, makasih!" seru Kakek itu.

Rangga menyerahkan uangnya pada Kinaya yang kemudian ditambahkan uang milik Kinaya. Lalu Kinaya bayarkan pada Kakek.

"Ini kebanyakan, Dek. Kakek nggak punya kembalian."

"Nggak apa-apa, Kek. Rezeki buat Kakek ya."

"Makasih banyak, Dek." Kakek tampak berkaca-kaca.

"Kakek, masuk dulu, yuk ke mobil saya. Kita makan siang bareng," ajak Rangga.

Kinaya terpukau seketika dengan ajakan Rangga.

"Nggak perlu, Dek. Kakek udah cukup dan bersyukur dapat rezeki sebanyak ini hari ini." Kakek menolak halus.

"Gapapa, Kek." Kinaya keluar dari mobil. Mengajak Kakek masuk ke jok belakang dengan ramah.

"Ayo, Kek. Udah mau lampu hijau," kekeh Kinaya.

"Adek, ini Kakek nggak apa-apa masuk ke mobil?" tanya Kakek, segan.

"Gapapa, Kakek. Ayo, Kek. Kita makan siang bareng. Kakak belum makan, kan?"

Kakek tersenyum haru dan akhirnya masuk ke mobil Rangga di bantu Kinaya. Kemudian Kinaya kembali ke joknya dan Rangga menjalankan mobil setelah lampu hijau menyala.

"Kakek mau makan apa?" tanya Rangga.

"Adek, adek beneran ajak Kakek makan siang?"

"Beneran, Kek." Rangga tersenyum dari spion.

"Adek baik sekali hatinya. Kakek makan apa aja boleh, Dek. Kadang Kakek nggak makan juga nggak masalah." Kakek mengusap air matanya yang menetes saking terharu.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang