42. Permintaan Kinaya

730 107 21
                                    

Halo, aku up lagi nih demi apa😏

Makasi ya yang udah vote komen

Part ini boleh nggak, aku mnta spam komennya hehe🥹

Absen dong novel kalian ada berapa?

HAPPY READING

42. PERMINTAAN KINAYA

"Rangga, tunggu!" Karina mengadang Rangga yang sudah berada di batas kantin.

Alis Rangga bertautan menunggu apa yang ingin dilakukan Karina.

Sedetik kemudian , Karina menyodorkan sebuah ponsel ke Rangga yang kini menatap penuh tanya.

"Gue boleh minta kontak lo, nggak, Ngga?" tanya Karina tersenyum.

Rangga terkekeh kemudian meraih ponsel Karina dan menambahkan kontaknya. "Boleh."

Karina tersenyum senang. "Thanks, ya." Ia menyambut kembali ponselnya yang disodorkan Rangga.

"Sama-sama."

"Nanti boleh kan gue chat lo?"

"Kalau nggak boleh, ngapain coba gue kasih nomor gue?" Rangga menaikkan alis, membuat Karina sedikit salah tingkah.

"Iya," kekeh Karina.

"Ya, udah, dah!" Karina melambai pada Rangga yang membalasnya.

Kemudian Karina hanya menatap punggung Rangga yang semakin mengecil di penglihatannya. Jantung Karina berdetak cepat. Karina benar-benar tidak menyangka akan bertemu Rangga kembali. Ia rasa ini mimpi indah. Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan Karina.

Bertahun-tahun yang lalu Karina tidak bertemu Rangga semenjak Rangga lulus sarjana. Dan sejak itu pula Karina memendam perasaan tanpa berkesempatan mengungkapkan isi hati karena dulu ia tidak berani mengatakannya.

Tapi, semesta saat ini seolah memberikan kesempatan pada Karina untuk mengutarakan isi hati yang belum diketahui Rangga. Namun, satu hal yang menyakitkan bagi Karina bahwa Rangga telah mempunyai calon istri. Hal ini membuat Karina merasa dilema bukan main. Apa ia salah jika mengungkapkan perasaannya pada lelaki yang sudah mempunyai calon? Apa salah Karina masih mengharapkan Rangga?

***

Rangga membuka pintu kamar inap Akan. Dilihatnya Kinaya terlelap di sisi ranjang Akan dengan posisi kepala di atas lipatan lengan. Ia menutup pintu perlahan, kemudian mendekati Kinaya tanpa menimbulkan suara berisik yang mungkin akan mengusik Kinaya dan Akan.

Rangga hendak menyentuh pundak Kinaya, hendak membangunkan, tapi ia urungkan. Ia memandang Akan yang masih tertidur pulas seperti tadi. Tidak ada salahnya jika Rangga membawa Kinaya pulang terlebih dahulu sebelum ia kembali untuk menjaga Akan. Ia rasa Akan akan baik-baik saja ditinggal sebentar.

Rangga menyelipkan lengannya di balik leher Kinaya dan satunya lagi di balik lutut Kinaya. Ia mengangkat Kinaya dengan hati-hati. Ia membawa Kinaya menuju mobilnya di parkiran.

Rangga membuka pintu mobil bagian jok depan sebelah pengemudi. Kemudian mendudukkan Kinaya di jok sekaligus memasangkan seat belt. Setelahnya ia menutup pintu perlahan. Ia juga memutari mobil untuk menempati jok pengemudi.

Rangga menyalakan mesin mobil, kemudian mobil Rangga mulai keluar dari jajaran mobil lainnya dan bergabung dengan kendaraan lainnya yang terlihat masih padat di jalan raya.

Sesekali Rangga memperhatikan Kinaya untuk melihat apa Putri Tulipnya masih tidur nyenyak. Tidak disadari pula senyuman Rangga selallu terbit kala melihat wajah cantik Kinaya.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Where stories live. Discover now