30. Senandika

913 128 18
                                    

Halo, ada yang nungguin cung🙌🏻

Makasih ya yang udah vote komen dan ga siders lagi. Part ini aku harap sidersnya makin dikit🥹

Siap spam komen ga medergeng

Yang vote komen makin glowing

Bantu votes 200+ komen 500+ 🫶🏻

HAPPY READING

30. SENANDIKA

Bagi Kinaya, menjalani hari dengan hal yang tidak masuk akal adalah hal terberat yang kini ia rasakan.

Di kelas, ada saja suara yang dapat memicu gejala misophonia Kinaya dan membuat ia tak karuan dengan sensasi tubuh dan perasaan yang tidak normal. Di mana suara itu seperti, ketukan meja, suara klik pulpen, suara spidol yang dipakai di papan tulis, hentakan kursi, langkah kaki, dan masih ada suara lainnya yang membuat Kinaya hampir gila.

Kinaya hanya menyumbat sebelah telinganya dengan earplugs, hal itu cukup mengurangi gejalanya. Namun tetap saja masih bisa terdengar. Ia tidak mungkin memakai sepasang earplugs karena mungkin saja ada guru atau teman yang memanggilnya tapi ia tidak dengar karena menyumbat indra pendengaran.

Belakangan ini Kinaya juga mengalami gejala OCD yang sudah lama tidak kambuh. Ia jadi kembali mengulangi kegiatan menulis lalu menghapus dengan tip-ex yang mengotori halaman buku.

Tidak jarang juga Kinaya selalu mengulang langkahnya saat hendak ke suatu tempat. Ditambah Kinaya bersikap waspada karena tidak mau ada yang melihat tingkah aneh tersebut.

Kinaya menyadari semua itu tidak normal, namun ia tidak bisa menghindarinya yang hanya akan membuat ia merasa cemas ekstrem. Hingga lama-lama hal tidak masuk akal itu seolah terasa biasa bagi Kinaya, walau sebenarnya begitu melelahkan.

Kinaya jadi tidak betah berlama-lama di luar. Ia jadi lebih suka berada di rumah, terutama di malam hari. Suasana sunyi membuat ia merasa lebih baik. Tidak ada kegiatan yang berat yang membuat ia harus merasakan gejala OCD dan tidak ada suara-suara yang memicu gejala Misophonia. Ia merasa cukup normal di mlam hari, walau sesekali ada suatu hal yang membuat gejala kambuh, seperti kegiatan Kinaya sebelum tidur.

Saat ini jam pulang sekolah adalah hal yang paling Kinaya tunggu. Setelah membeli setangkai bunga tulip dengan warna sesuai perasaannya, ia akan bergegas pulang setelah Rangga menjemput Kinaya di sekolah, sesekali Kinaya pulang sendiri karena Rangga terkadang sibuk.

Kinaya merebahkan diri di kamar. Hari melelahkan membuat ia menghela napas sambil memandang langit kamar. Perasaan Kinaya jadi lebih baik sementara. Ia memejamkan mata sejenak merasakan sensasi tubuhnya yang rileks saat ini.

Namun, seolah semesta tidak mendukung Kinaya untuk merasakan perasaan damai sejenak. Sebuah suara keras dan berulang mengusik Kinaya, terlebih memicu gejala Misophonia.

'DUG!'

'DUG!'

'DUG!'

'DUG!'

Suara ketukan yang berasal di sebelah rumah Kinaya membuat Kinaya membuka mata dengan perasaan marah bercampur rasa ingin menangis. Ia buru-buru beranjak dari ranjang begitu ototnya terasa menegang. Ternyata ada renovasi rumah tepat di sebelah rumah Kinaya.

Kinaya refleks menutup kedua telinga menggunakan tangannya dengan erat. Ia bergerak dari ranjang untuk mengambil earplugsnya yang masih tersimpan dalam ransel.

Tarangga Untuk Kikanaya (Completed)Where stories live. Discover now