[5] - Berkumpul

1.4K 133 38
                                    

"Tidak, tidak mau!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak, tidak mau!"

Greb

Lida mencengkram kedua pipi Sheina dengan kuat dan menatapnya tajam, "Diam jika tidak ingin menjadi badut saat siaran langsung." Sheina langsung membungkam mulutnya dengan mata yang berlinang, Lida tersenyum puas.

"Gadis pintar, nah sekarang kita mulai dari foundation." ucap Lida tersenyum senang mengeluarkan botol kecil yang berwarna light cream. Sheina memasrahkan dirinya yang tidak bisa melakukan apa-apa menjadi korban perundungan mereka.

Maya yang duduk dari kejauhan memperhatikan ketiga temannya dan Sheina hanya terkekeh sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, "Dia mulai bermain boneka-boneka lagi ...."

"Kau tidak ikut dengannya?" tanya Adelya membuat Maya menoleh pada gadis yang tengah mengisap sepuntung rokok di sela jarinya.

"Apa kau bertanya padaku? Biasanya kau yang melakukannya," balas Maya mencoba memprovokasinya, Adelya tertawa kecil.

"Yah, setidaknya kau tidak kehilangan lidahmu setelah menghinaku."

Maya berdecak kesal sembari memutar bola matanya muak, sedangkan di sisi lain mereka tertawa setelah selesai mendandani wajah Sheina. "Hei, hei, Lida, apa kau tidak salah?" tanya Desti mencoba menahan tawanya.

"Kenapa? Itu sangat cocok dengannya!" jawab Lida penuh semangat.

"Dia seperti badut, bodoh! Hahahahaha ...." timpal Mira diakhiri dengan tawa kencangnya.

Sheina berdiri sembari menunduk malu dengan tubuh yang bergetar, riasan wajah yang dibuat tidak masuk akal oleh Lida. Dia memberikan foundation yang berwarna light cream dengan tebal di wajahnya, lalu eyeshadow merah melingkari matanya, alis yang diwarnai dengan tebal dan mencolok.

Rona pipi warna merah yang kontras memenuhi tulang pipinya dan terakhir, lipstik merah pekat memenuhi bibirnya bahkan melewati garis bibirnya. Lida meriasnya persis seperti badut dan mereka menertawakannya.

Sheina mengeratkan kepala tangannya pada roknya, Apa tidak bisa sehari saja aku belajar dengan tenang di sekolah?

"Nah, sekarang riasannya sudah jadi. Bagaimana dengan selanjutnya?" tanya Desti membuat Mira menatapnya bingung, Lida tersenyum miring.

"Tentu saja aku sudah menyiapkannya ...."

Sheina tersentak kaget sontak mendongak dengan kedua mata yang terkejut dan melihat garis bibir yang melengkung dengan menyeramkan itu. Tidak, lebih tepatnya tidak ada yang dia sukai dari mereka semua yang merundungnya.

Manusia mengerikan.

Sungguh ....

Lida menatap jam dinding dengan cemas, kedua kakinya bergoyang naik turun gelisah. Dia beralih menatap kedua kertas di hadapannya, Lida menggigit bagian dalam bibirnya keras lalu berdecak. "Harusnya kutelanjangi saja dia sampai habis agar tidak muncul lagi." gumam Lida marah.

Who is She? [END]Where stories live. Discover now