[6] - Terror 3

1.3K 140 38
                                    

"Hei, bukannya itu Sheina?" tanya seorang lelaki yang baru saja merenggangkan punggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, bukannya itu Sheina?" tanya seorang lelaki yang baru saja merenggangkan punggungnya. Dia menyipitkan matanya untuk mempertajam pandangannya jauh ke atas.

"Ya, itu Sheina!" sahut salah satu gadis di dekatnya. Guru olahraga yang mendengar percakapan mereka langsung mendongak mengikuti arah pandang siswa-siswinya. "Tapi Adelya ada di kantin bersama teman-temannya." tambah gadis itu.

"Apa dia ingin bunuh diri?"

"Bukankah dia sudah bertahan selama tiga tahun?"

"Dasar gila, kau tidak tahu bagaimana Adelya merundungnya!"

"Diam, kau sendiri tetap diam walau mengetahuinya."

"Ada apa ramai-ramai?" tanya Adelya mengernyit bingung, lalu dia bersama teman-temannya yang lain mendongak mengikuti arah pandang yang lainnya. Kedua bola matanya melebar, lalu seringai muncul di bibirnya.

"Dia benar-benar sudah gila."

Sheina menangkap sosok Adelya, Mara, Lida, Mira dan Desti yang melihatnya. Rasa amarah dan ketidakadilan membuncah dalam dirinya, tapi dia sudah terlalu lelah berurusan dengan neraka kasat mata ini.

"Aku akan mengutuk kalian semua dengan kematianku."

Sheina melepas pegangan tangannya dari pagar pembatas, tubuhnya dengan cepat jatuh mengikuti gravitasi, suara udara yang melawan gravitasi tubuhnya memekak di telinganya, pikirannya kosong, dia hanya menanti malaikat maut dengan senyuman.

Bruk

"KYAAAAAA!!!"

"ADA YANG JATUH DARI ATAP!!!"

"ADA YANG BUNUH DIRI!!!"

Seorang guru dengan kaos olahraga berlari cepat menuju ruangan kepala sekolah, raut wajahnya ketakutan seakan-akan melihat yang harusnya tidak dia lihat. Tanpa menggunakan sopan santun, dia membuka kasar pintu ruangan kepala sekolah.

Fernando Horm, pria yang baru saja menginjak usia 39 tahun dan menjabat sebagai kepala sekolah Horm Senior High School mendongak dengan raut marah di wajahnya, "Ketidaksopanan ap—"

"Pak, maafkan saya. Tetapi seorang siswi lompat dari rooftop, dia adalah Sheina Isla ...." lapor guru tersebut membuat kedua mata Fernando membulat sempurna, dia bangkit dari duduknya sambil menggebrak mejanya marah.

Brak!

"APA? SHEINA LOMPAT DARI ROOFTOP?" pekik Fernando terkejut, dia memutar otaknya dengan cepat untuk menangani situasi saat ini.

Kematian satu siswi tidak boleh mencemari sekolah ini untuk selamanya! Tidak akan kubiarkan!

"AMBIL SEMUA BENDA ELEKTRONIK SISWA-SISWI! JANGAN SAMPAI KEJADIAN INI DIKETAHUI MEDIA ATAU TERSEBAR DI MANA PUN!!! PERIKSA MEDIA SECARA BERKALA! LANGSUNG TURUNKAN JIKA ADA BERITA MENGENAI KEJADIAN INI!!!" perintah Fernando dengan kedua tangan yang terkepal.

Who is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang