[43] - Revans

823 71 0
                                    

Kemarahan sekaligus kesedihan yang tidak tertahankan, penyesalan hingga malu untuk bunuh diri terhadap objek penyesalannya membuat Sheyna kembali tenggelam dalam kegelapan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kemarahan sekaligus kesedihan yang tidak tertahankan, penyesalan hingga malu untuk bunuh diri terhadap objek penyesalannya membuat Sheyna kembali tenggelam dalam kegelapan. Kegelapan yang jauh lebih pekat daripada sebelumnya dan terbelenggu di dalamnya tanpa berniat mencari jalan keluar.

Waktu yang dia habiskan menangisi kematian Sheina dan juga usahanya untuk membalaskan dendam pada pelaku-pelaku yang terlibat dalam kematian Sheina berlalu hingga dia menemukan celah di antaranya.

Jika dunia menganggapnya sebagai bidak catur, maka Sheyna akan melakukan apa saja untuk mengalahkan 'pemain' walau harus mempertaruhkan nyawanya dengan menggunakan bidak catur yang tersedia, entah lawan ataupun kawan.

"Nona, tuan besar sudah menunggu sesuai waktu yang ditentukan." lapor sekretarisnya membuat wanita di hadapannya mengangguk.

Rambut panjang bergelombang yang terurai rapi bergerak seiring kepalanya menoleh, sorot mata tajam sekaligus dingin seakan tidak ada kehidupan di dalamnya terangkat naik lalu menjadi datar. Remaja yang patah hati karena kematian cintanya, kehilangan satu-satunya cahaya dalam hidupnya berubah menjadi wanita cantik tanpa emosi.

"Ayo pergi, saatnya mulai rencana kita." jawab Sheyna dengan raut wajah yang sama, datar tanpa ekspresi.

Sheyna melangkahkan kakinya memasuki ruang rapat dengan wajah yang percaya diri, usaha yang dia lakukan setahun terakhir ini akhirnya memasuki hasil. Tentu saja dia sudah menentukannya dan dia yakin tebakannya tidak akan meleset.

Sheyna Ferin Perun, putri tunggal keluarga Perun yang menyimpan banyak warisan dalam nama Perun. Dan hari ini, puncaknya, hari dimana dia akan mendapatkan semua warisan serta sorotan, setelah dia kehilangan dunianya.

"Baiklah, atas kesepakatan petinggi dalam ruangan ini dan sesuai persyaratan yang diberikan, bahwa Sheyna Ferin Perun harus mendapatkan pendidikan ahli waris selama dua tahun dan dia berhasil melakukannya jauh lebih cepat dari perkiraan kita semua."

"Maka, saya mengangkat Sheyna Ferin Perun, sebagai kepala sekolah Perun Senior High School, sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama Perun Company mulai sekarang." ucap pria paruh baya itu dengan tegas.

Suara tepuk tangan bergema nyaring ke seluruh penjuru ruang rapat, pelantikan jabatan yang didapatkan Sheyna sebagai ahli waris keluarga Perun berjalan lancar tanpa hambatan. Begitu juga dengan rencananya kembali untuk membalaskan dendamnya.

Tunggu aku, Sheina ....

Sheyna menghabiskan waktunya untuk mengawasi semua pelaku yang terlibat dalam kematian Sheina, termasuk orang-orang yang pernah dekat dengan Sheina. Seiring pembangunan sekolah berlangsung, Sheyna mencermati siapa yang bisa dia manfaatkan untuk rencananya.

Dia akan menggunakan bidak catur 'lawan', Maya Ella.

Wanita yang memanfaatkan segala cara untuk menguntungkan dirinya, tanpa peduli akan setia atau berkhianat, wanita serigala berbulu domba. Bersua mendukung, berdiam merencanakan hal besar. Wanita tamak terhadap hal-hal besar.

Who is She? [END]Where stories live. Discover now