[19] - Sheyna Ferin

1K 91 21
                                    

Brak!

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Brak!

"Apa maksudnya ini?" pekik Adelya menggebrak mejanya penuh amarah.

Dia menatap dokumen-dokumen di hadapannya mengenai Sheyna Ferin, tetapi dia tidak memiliki petunjuk lain. "Apa kau yakin sudah mencari tahu sepenuhnya dan bukan bermalas-malasan setelah menerima uang dariku??" bentak Adelya pada pria di hadapannya.

Pria itu menunduk tanpa berani mengangkat kepalanya, "Be-benar hanya itu semua yang saya temukan, Nona. Saya juga tidak bisa mendapatkan datanya saat tinggal di luar negeri karena keamanan data warga di sana sangat ketat."

"Dasar tidak berguna!" teriak Adelya marah melempar semua dokumen-dokumen tersebut pada pria di hadapannya. "KELUAR SEKARANG!" usir Adelya langsung diangguki pria itu, Adelya duduk di kursinya dengan dada yang kembang kempis.

"Yang dia temukan tidak jauh berbeda yang ada di artikel, buang-buang uangku saja! Padahal aku sudah memilih peretas terbaik untuk mencari tahu tentangnya, dasar tidak berguna!" maki Adelya menghamburkan kertas-kertas di mejanya.

"Bagaimana bisa latar belakangnya sebersih itu? Apakah ada pendukungnya?" monolog Adelya dengan dahi yang berkerut heran.

Adelya mengeratkan kepalan tangannya, sorot matanya tajam dan dingin, rahangnya mengeras, dia menggertakkan giginya kesal. "Aku akan membunuhmu, entah kau Sheina atau bukan!" sumpah Adelya menahan amarahnya.

WiS?

Jantung Chandra berdegup kencang menatap pintu di hadapannya, seorang pria yang diduga adalah sekretarisnya membuka pintu tersebut dan mempersilahkannya masuk. Jauh sorot matanya menangkap sosok wanita yang duduk di balik meja sembari mengerjakan dokumen di tangannya, tak lain dan tak bukan adalah Sheyna.

Dia sama sekali tidak bisa mendekati Sheyna sewaktu di pesta kemarin, tetapi selang waktu sehari wanita itu lebih dulu menghubunginya. Dan di sinilah dia berada sekarang, ruang kantor kepala sekolah Perun Senior High School.

Sheyna bahkan tidak mendongak untuk melihat siapa yang masuk, Chandra belum melangkahkan kakinya. "Silahkan masuk," interupsi pria di sampingnya, dia menoleh dan mengangguk pelan. Debaran jantungnya semakin cepat seiring kakinya melangkah masuk.

Sosok wanita yang mustahil baginya. Sosok yang misterius sekaligus membawa harapan konyol dalam dirinya. Sosok yang ingin dia jadikan penghiburan dirinya di antara keputusasaan.

Chandra terus berjalan mendekati mejanya. Saat tubuhnya berada di depan mejanya, Chandra berhenti melangkah dengan mata yang masih fokus terhadap pergerakan Sheyna. Wanita itu mendongak perlahan, kedua mata mereka beradu.

Deg!

Chandra mengeratkan kepalan tangannya, samar-samar raut wajahnya menampilkan kekecewaan. Dari jauh wanita di hadapannya terlihat persis seperti Sheina, terutama rambut panjang hitam kecoklatannya yang bergelombang.

Who is She? [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora