[11] - Lavender

1.1K 118 27
                                    

Adelya memijiat pangkal hidungnya dengan mata yang terpejam merasa penat, dia menatap langit-langit kantornya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adelya memijiat pangkal hidungnya dengan mata yang terpejam merasa penat, dia menatap langit-langit kantornya. Akhir-akhir ini dia sangat pusing, sosok 'Sheina' tidak melakukan pergerakan padanya, tetapi timbul masalah baru.

Perusahaan Perun yang mampu bersaing dengannya melalui pendidikan. Isu mengenai Perun belum padam, sekarang berita menginformasikan mengenai perkembangan persiapan pembukaan sekolah baru milik Perun.

"Perun sialan, gara-gara itu aku jadi diomeli ayah." gerutu Adelya mendengus kasar.

Sudah tiga hari berlalu sejak hari ulang tahunnya, tiba-tiba dia teringat pada Willy. Sejak hari itu juga pria itu belum mendatanginya lagi, Adelya mengambil ponselnya dan melihat-lihat media sosialnya.

"Waktunya makan siang, haruskah makan bersama Willy?" gumam Adelya mengulum senyum di bibirnya.

"Sudah lama juga tidak makan siang bersama, setidaknya aku harus memperhatikan pacarku juga." katanya tersenyum sembari membereskan mejanya. Lalu, dia meraih tas selempangnya dan berjalan pergi.

Horm Company ....

Adelya melangkahkan kakinya dengan percaya diri memasuki bangunan pencakar langit di hadapannya sambil menenteng tas makan di tangannya, tak sedikit orang menyapanya saat melihatnya dan dia hanya membalas dengan senyuman profesional.

Adelya masuk ke dalam lift khusus petinggi dan tamu, dia merogoh ponselnya dan segera menghubungi Willy. Adelya mengerutkan keningnya ketika suara operator yang menjawab panggilannya.

"Sepertinya ada rapat dan dia belum kembali ...." gumam Adelya melirik ke arah jam yang tertera di ponselnya.

Ting!

Pintu lift terbuka, Adelya memasukkan kembali ponselnya dan melangkah keluar dari lift. Beberapa karyawan yang mengenalinya langsung menyapanya dengan hormat. "Selamat siang, Nona ...." sapa salah satu karyawan wanita menunduk hormat.

"Selamat siang, apa Willy ada di ruangannya?" tanya Adelya sembari melirik ke arah pintu ruangan Willy.

"Ada, Nona. Apa perlu saya beritahukan?"

"Tidak perlu, kamu bisa kembali bekerja. Terima kasih," tolak Adelya tersenyum ramah dan kembali melangkah menuju ruangan Willy. Adelya mengetuk pintu besar di hadapannya dan terdengar sahutan dari dalam.

Dia membuka sedikit pintu tersebut dan mengintip sedikit, pria yang duduk di balik mejanya sedang fokus berkutat dengan kertas-kertas di hadapannya tanpa minat melihat siapa yang masuk. Adelya terkekeh, dia melangkah masuk menghampiri Willy.

Klotak klotak klotak

Mendengar suara ketukan langkah yang teratur membuat Willy langsung mendongak, matanya melebar terkejut sejenak melihat kedatangan yang tidak pernah dia kira. Adelya, kekasihnya yang datang tersenyum sembari memamerkan tas makan di tangannya.

Who is She? [END]Where stories live. Discover now