[28] - Ujian Akademik

856 81 5
                                    

Dari luar gerbang, mobil-mobil para wartawan terparkir dengan rapi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari luar gerbang, mobil-mobil para wartawan terparkir dengan rapi. Para wartawan siap dengan kamera dan alat perekam suara mereka menunggu selama ujian berlangsung menanti berita panas yang akan mereka terbitkan.

Siapa pun yang menerbitkan berita tersebut lebih cepat akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.

Untung saja kedua sekolah sudah menyiapkan penjaga sebanyak mungkin untuk menghalang para wartawan yang mencoba menerobos masuk ke dalam sekolah. Sheyna, Adelya dan beberapa guru pendamping mengawasi di luar ruangan membiarkan keenam siswa-siswi yang tengah mengerjakan soal ujian dengan tenang tanpa gangguan.

Aturan ujian:

1. Ujian diadakan selama 90 menit dengan 20 soal.
2. Pengawas hanya mengawas dari luar ruangan.
3. Siswa-siswi hanya diperbolehkan membawa dua pulpen ke dalam ruangan.
4. Dilarang berbicara selama waktu ujian berlangsung.
5. Begitu bel waktu berakhir bunyi, peserta wajib langsung mengangkat kedua tangan.

"Semuanya berjalan sesuai keinginanmu, apa kau senang sekarang?" tanya Adelya tanpa mengalihkan pandangannya dari kaca ruangan, memperhatikan siswa dari sekolahnya dengan cermat.

"Tentu saja senang, namun ini hanyalah kesenangan kecil. Karena masih ada lagi kejutan yang lebih besar daripada ini." jawab Sheyna tenang, dia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Kau tidak akan menang." tegas Adelya dingin membuat Sheyna tersenyum miring.

"Kurasa aku akan, tidak. Siswa-siswiku akan memenanginya," balas Sheyna penuh percaya diri.

Tring ring ring!

Bel tanda waktu ujian telah berakhir berbunyi membuat keenam siswa-siswi dalam ruangan serentak melepas pulpen di tangan mereka dan mengangkat kedua tangan mereka. Adelya menoleh ke arah Sheyna sejenak, begitu juga dengan Sheyna.

Senyum miring penuh kepercayaan diri milik Sheyna anehnya membuat Adelya gelisah, dia memiliki firasat buruk. Dia segera mengalihkan pandangannya ke dalam ruangan, terlihat raut wajah salah satu siswanya penuh kegelisahan seakan-akan sudah melakukan kesalahan.

Adelya segera berlari masuk ke dalam ruang ujian, atensi para siswa tertuju pada Adelya, sedangkan dia fokus dengan salah satu siswanya yang masih menampilkan raut gelisah. Kertas ujian diambil oleh staf dinas pendidikan, sedangkan Adelya mencoba menetralkan raut wajahnya.

"Kalian sudah bekerja keras," ucap Adelya membuat siswa tadi tersentak kecil menundukkan wajahnya.

Sheyna tersenyum dan ikut melangkah masuk, "Kalian mengerjakannya dengan baik, percaya pada usaha kalian. Kalian bisa beristirahat, lalu kita kembali ke sekolah."

"Baik, Bu." jawab ketiga siswa-siswi Perun Senior High School serentak, mereka menunduk kecil sebagai tanda hormat dan berjalan pergi.

Staf dinas pendidikan yang mengambil lembaran kerja siswa berjalan mendekati Adelya dan Sheyna dengan senyum ramah. "Kami akan memeriksa hasil kerja mereka dan mengirimkan hasilnya besok pagi melalui surat resmi dinas." jelas staf tersebut langsung diangguki Sheyna.

Who is She? [END]Where stories live. Discover now