[36] - Keraguan

837 78 4
                                    

Mira buru-buru membuka pintu begitu membaca pesan Desti berada di depan pintu apartemennya, padahal wanita itu bisa langsung masuk karena dia sudah mengetahui kode apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mira buru-buru membuka pintu begitu membaca pesan Desti berada di depan pintu apartemennya, padahal wanita itu bisa langsung masuk karena dia sudah mengetahui kode apartemennya. Kedua matanya membola terkejut melihat keadaan Desti yang basah dipenuhi bau bensin.

"Sayang! Kamu ... siapa yang melakukan ini padamu? Apa dia gila menyirammu dengan bensin?" pekik Mira marah sambil membawa Desti masuk ke dalam apartemennya.

Desti masih menangis tanpa berniat menjawab kekasihnya, Mira menyejajarkan wajahnya dengan Desti dan menatapnya dengan lembut. Mira tersenyum sejenak sembari membelai wajah Desti, "Sayang, siapa yang berbuat seperti ini padamu?"

Pupil mata Desti akhirnya bergerak bertemu dengan manik mata Mira, matanya berlinang, perlahan bibirnya yang bergetar terbuka.

"Sheyna ... tidak, Sheina. Sheina masih hidup Mira, dia adalah Sheyna dan datang untuk balas dendam pada kita semua." kata Desti membuat wajah Mira mengeras seketika.

"Tunggu, kau bertemu dengannya? Kenapa kau bertemu dengannya sendirian??" teriak Mira marah.

"Karena dia mengancamku akan melaporkan hubungan kita pada mama!" balas Desti mulai menangis kencang.

"Aku tidak bisa apa-apa! Aku tidak mau mama sampai tahu hubungan kita, bagaimana pun juga aku tidak bisa! Bisa-bisa dia tidak akan menganggapku sebagai anaknya lagi, Mira!"

"Bukan begitu maksudku, Desti. Aku juga paham bagaimana selama ini kamu berjuang agar mamamu tidak kecewa padamu, tapi yang membuatku marah adalah kau mendatanginya sendirian tanpa memberitahuku! Bagaimana jika saat itu dia berencana membunuhmu? Apa kau bisa menyelamatkan dirimu?"

Desti terdiam, dia teringat pada kata-kata Sheyna tadi.

"Bagaimana kau bisa menyelamatkan dirimu, Desti? Berharap kekasihmu, Mira, datang menyelamatkanmu?"

Desti tidak akan bisa menyelamatkan dirinya dalam situasi apapun dan dengan cara apapun. Karena sejak dulu, dia tidak berdaya tanpa seseorang di sisinya. Airmata kembali membasahi wajahnya, Sheyna menyadarkannya akan suatu hal.

Seperti itulah dulu yang terjadi terhadap Sheina. Mereka merundungnya, gadis yang tidak memiliki apapun untuk bertahan hidup.

"Maafkan aku, Sheina. Maafkan aku ...." gumam Desti berulang kali.

Urat-urat kecil timbul di leher Mira, dia menegakkan kembali punggungnya sembari menggertakkan gigi. "Desti, orang mati tidak bisa hidup kembali. Berhenti berbicara omong kosong, kita semua sudah sepakat menganggap Sheina mati, enam tahun yang lalu. Dan berhenti beranggapan Sheyna adalah Sheina, itu mustahil." terang Mira membuat Desti menggeleng kuat.

"Dia Sheina, Mir. Luka bakar yang kau lihat, cara dia meneror kita dengan kesalahan kita di masa lalu, dan ... dia juga melontarkan kalimat yang pernah kau katakan padanya saat kita berdua merudungnya."

Who is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang