[35] - Rahasia

867 75 5
                                    

"Mira, jangan

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Mira, jangan. Nanti kita ketahuan ...." ujar Desti khawatir menahan tubuh Mira yang mendekat dengannya, dia mendorong perlahan gadis tersebut memberi jarak antara mereka. Mira menatap wajah Desti yang panik dan tertawa kecil.

"Tidak apa-apa, lagi pula kita tidak melakukan hal yang aneh, aku hanya ingin memelukmu." kata Mira menahan lengan Desti sembari mengelus wajahnya.

Desti menghela napas panjang, bagaimana pun juga dia takut hubungan mereka akan ketahuan oleh ibunya. Saat ini hanya mereka berdua di rumahnya dan juga ada ibunya, Desti menatap Mira dengan gelisah.

Mira hanya tersenyum untuk menenangkannya, Desti perlahan memejamkan matanya saat Mira mendekatkan wajahnya. "Hanya sebentar ...." bisik Mira tersenyum tipis dan ikut memejamkan matanya.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki dengan suara yang mengikutinya, "Desti?"

Desti sontak membola dan mendorong Mira, bertepatan dengan itu pintu kamar Desti terbuka menampilkan sosok wanita yang hampir memasuki usia kepala 4 menatap mereka dengan kaget bercampur bingung.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya ibu Desti menatap tajam ke arah Mira, karena sejak awal dia melihat Mira, dia merasa ada yang tidak beres dengan Mira.

Desti kebingungan mencari kalimat untuk menjelaskan, sedangkan Mira hanya tersenyum tenang. "Ah, tadi ada kotoran menempel di bulu mata Desti. Jadi saya mengambilnya, tapi tidak sengaja menarik bulu matanya dan dia terkejut." terang Mira membuat Desti menoleh ke arahnya terkejut.

Mira melirik ke arah Desti sejenak membuat gadis itu langsung mengangguk paham dan menoleh ke arah ibunya, "Ya, ya, Mira benar, Ma. Aku hanya terkejut karena dia hampir mencabut bulu mataku saat mengambil kotoran ...." imbuh Desti tersenyum tipis.

Desti mengeratkan pegangan pada tangannya sendiri, berusaha menyembunyikan gemetar tangannya karena mereka hampir ketahuan. Jantungnya berdegup kencang saat melihat reaksi ibunya yang terlihat kurang yakin pada jawaban mereka.

"Omong-omong, kenapa Mama manggil aku? Butuh pertolongan?" tanya Desti berusaha mengalihkan perhatian ibunya dari Mira.

Ibu Desti mengalihkan perhatiannya pada anaknya dan menggeleng, "Ah, bukan apa-apa. Hanya saja paketmu datang, Mama menaruhnya di dekat kamarmu tadi."

"Oh, iya, aku akan mengambilnya nanti. Makasi, Ma ...." ujar Desti tersenyum lebar, sedangkan Mira diam-diam mengulum senyum di bibirnya.

Ibu Desti melirik ke arah Mira sejenak dan mengangguk, lalu dia keluar dari kamar Desti dengan perasaan yang ganjil. Setelah ibunya menutup pintu kamarnya, Desti menghela napas lega dan menoleh ke arah Mira yang tengah tersenyum.

Matanya melebar tak percaya, "Kau tersenyum? Apa menurutmu ini lucu?? Kita hampir ketahuan, Mira!"

"Ah, maafkan aku. Tapi wajah mamamu saat curiga sangat lucu, lagipula semuanya aman, kan." ujar Mira dengan santainya membuat Desti mengepalkan tangannya kesal.

Who is She? [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن