[27] - Tebaklah, siapa aku?

851 83 6
                                    

Bunyi notifikasi pesan masuk membuat Sheyna mengalihkan pandangannya pada ponsel di tangannya, dia membaca pesan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi notifikasi pesan masuk membuat Sheyna mengalihkan pandangannya pada ponsel di tangannya, dia membaca pesan tersebut. Sudut bibirnya perlahan terangkat naik membentuk senyuman miring, "Tinggal Bian, huh? Dia bekerja sangat keras untuk menyelesaikan ini ...."

Sheyna mengunci layar ponselnya dan kembali menatap ke arah bangunan di depannya.

'Ella Beauty and SPA'

Sheyna mulai melangkah masuk ke dalam salon Maya, dia berjalan menuju meja resepsionis dan tersenyum profesional. "Apakah pemilik kalian ada di sini?" tanya Sheyna ramah.

"Apakah sebelumnya Anda sudah membuat janji?" tanya resepsioner tersebut ramah.

"Cukup katakan Sheyna Ferin ingin bertemu, dia akan mengetahuinya." jawab Sheyna mempertahankan senyuman di wajahnya. Resepsioner tersebut mengangguk paham dan menghubungi Maya melalui telepon.

Maya membulatkan kedua matanya begitu mendapatkan telepon dari meja resepsionis, tanpa berpikir panjang dia berjalan menuju ruang tunggu. Dia bahkan mengabaikan sapaan dari pegawainya dan terus berjalan.

Jantungnya berdebar kencang begitu tiba di depan ruang tunggu, kedua matanya menangkap sosok Sheyna yang tengah berdiri membelakangi melalui pintu kacanya, Maya mendorong pintu ruang tunggu dan melangkah masuk.

Dulu, Maya selalu melihat punggung itu terkulai lemas tanpa daya. Sekarang, dia melihatnya dengan jelas punggung di hadapannya sangat tegap seolah-olah pagar besar yang kokoh. Rasa ngeri mulai menyelimuti dirinya, punggung Sheyna di hadapannya perlahan bergerak.

Sheyna berbalik perlahan sembari menoleh ke arah Maya dengan wajah datarnya. Dalam sekejap insting Maya memberitahunya sesuatu, 'Wanita di hadapannya benar-benar akan membalas dendam pada mereka semua.'

"Halo, Maya. Ini pertama kalinya kita bertemu pribadi seperti ini, kan?" sapa Sheyna tersenyum ramah.

Maya mengepalkan telapak tangannya berusaha menekan rasa takut dalam dirinya, dia mencoba untuk tersenyum menyembunyikan kegugupan dalam dirinya. "Kurasa ini bukan pertama kalinya kau mencoba menemuiku secara pribadi ...." balas Maya membuat Sheyna terkekeh.

"Ya, kau benar. Kedua dari surat yang kutinggalkan," ucap Sheyna berjalan kembali duduk di kursi yang tersedia.

"Apa yang kau inginkan, Sheyna? Tidak, haruskah aku menyebutmu, Sheina?"

Sheyna menatap Maya sesaat, lalu dia tertawa membuat Maya mengernyitkan keningnya melihatnya bingung seolah-olah dia baru saja mengatakan hal yang lucu. "Bagaimana kau yakin aku adalah Sheina?" tanya Sheyna lalu kembali tertawa.

"Tidak ada yang lucu, berhenti tertawa." bentak Maya merasa kesal dengan sikapnya.

Sheyna langsung berhenti tertawa dan menatap Maya dengan tajam, "Bagaimana menurutmu?"

"Berhenti bersikap menyebalkan, katakan tujuanmu. Apa kau Sheina atau Sheyna? Atau kau saudari kembar Sheina? Itu tidak mungkin, karena Adelya mengatakan bahwa Sheina anak tunggal." tanya Maya beruntun mengungkapkan semua pertanyaan yang menganggunya.

Who is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang