[39] - Korban Sebenarnya

803 70 0
                                    

Ting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting!

Untuk ke sekian kalinya, Sheyna mendorong tubuh Willy dan melihat ponselnya sejenak. Tentu saja Willy lebih dulu merebut ponselnya dan meletakkannya di sembarang tempat. Kedua alis Sheyna berkedut tidak suka melihat tindakan pria itu dan bermaksud untuk memperingatinya, "Willy ...."

"Aku tidak ingin gangguan lagi setelah yang terakhir kali," balas Willy cepat dengan angkuh seolah-olah memerintah Sheyna layaknya wanita penghibur yang datang untuk memuaskan kebutuhannya.

"Sadarkan dirimu, Willy. Kau bukan orang yang bisa memerintahku seenakmu." tegur Sheyna membuat Willy diam-diam mengepalkan tangannya menahan amarahnya. Tentu saja, Sheyna menyadari hal itu, kemarahannya terlihat jelas dari raut wajah dan rahangnya yang mengeras.

Sheyna mendorong tubuh Willy sepenuhnya menjauh darinya dan turun dari mejanya. "Hari ini kau mengecewakan karena tidak bisa menahan diri, tapi ingatlah satu hal. Aku bisa membuatmu naik lebih cepat daripada Adelya, kekasihmu." terang Sheyna menatap Willy dingin.

Kini dia tidak lagi menyembunyikan emosinya, karena hal itu sudah tidak diperlukan lagi. Dengan atasan yang terbuka, dia berjalan mendekati Willy dan mengecup pipinya singkat, lalu dia berbisik padanya.

"Jangan terlalu marah, Willy. Kau harus menahannya demi berada di puncak, kau mengerti?"

Seperti yang selalu kau lakukan pada Adelya, menurut seperti anjing bodoh namun menggigit majikannya sendiri seolah berada dalam masa birahi. Itulah kau, Willyan Reno.

Sheyna melangkah mundur dan merapikan penampilannya. Lalu, dia berjalan mengambil tas miliknya, Willy hanya diam memperhatikannya menahan semua emosi-emosi dalam dirinya. Namun, hanya satu kalimat yang keluar dari bibirnya sebelum Sheyna melangkah keluar.

"Kapan kau akan datang lagi?"

Sheyna tersenyum miring, dia menoleh menatap Willy dengan senyuman. "Mungkin nanti, di tempat yang lebih baik."

Setelah mengucapkan hal itu, Sheyna berbalik dan kembali melangkah pergi. Dia keluar dari ruangan Willy, beberapa pasang mata memperhatikannya sejenak lalu kembali berpura-pura mengerjakan aktivitas mereka, menelan rasa penasaran dalam benak.

Saat itu juga, Adelya keluar dari lift dengan kemarahan yang tercetak jelas di wajahnya, terutama saat dia melihat Sheyna keluar dari ruangan Willy. Adelya berjalan cepat ke arah Sheyna dan menjambak rambutnya tanpa berpikir panjang.

"Dasar jalang, apa kau tidur dengannya?" tanya Adelya melotot tajam pada Sheyna.

Sheyna terkekeh kecil, "Apa maksudmu? Aku? Tidur dengan bekas orang lain? Maaf saja, aku tidak sepertimu."

Sheyna mendekatkan bibirnya pada telinga Adelya mengabaikan rasa sakit saat kepalanya bergerak berlawan arah dengan tarikan rambutnya, Sheyna tersenyum miring. "Kenapa marah padaku? Cobalah marah pada kekasihmu yang bertingkah seperti anjing pada masa birahi, mendekati semua betina untuk memuaskan nafsunya."

Who is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang