[32] - Gadis dan Permen⚠️

866 62 0
                                    

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

Sheina berusaha bangkit perlahan dan berjalan tertatih-tatih, penampilan yang urakan seragam penuh noda merah dan rambut yang terikat secara sembarangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sheina berusaha bangkit perlahan dan berjalan tertatih-tatih, penampilan yang urakan seragam penuh noda merah dan rambut yang terikat secara sembarangan. Jika orang-orang melihatnya, mereka mungkin akan menyebutnya gadis gila.

Samar-samar dia mendengar suara langkah kaki, Sheina dapat menebak siapa pemilik langkah kaki tersebut.

Sheina kembali berbalik masuk ke dalam toilet dalam gudang tersebut yang memang dibuat khusus, dia menutup pintu toilet dan menyenderkan tubuhnya sembari berharap orang tersebut tidak menemukan dirinya.

"Sheina?"

Sheina menutup mulutnya berusaha menelan kembali suara tangisan yang hampir lolos dari bibirnya yang sobek. Cairan yang hangat memenuhi matanya hingga mengalir jatuh, suara tersebut kembali terdengar.

"Sheina? Apa kau masih di sini?"

Chandra ....

Chandra mengedarkan pandangannya, dia tidak menemukan sosok Sheina di sudut mana pun. Hanya botol-botol saus tomat dan isinya yang tergeletak mengotori lantai, Chandra melangkah masuk sembari kembali mencari keberadaan Sheina.

"Apa dia sudah pergi ke toilet lebih dulu?" gumam Chandra dengan suara rendah namun masih dapat didengar oleh Sheina yang tengah menangis di balik pintu toilet.

Chandra menghela napas panjang, dia sangat khawatir dengan keadaan Sheina hingga memutuskan untuk melangkah keluar mencari Sheina ke toilet lantai bawah. Begitu suara langkah kaki Chandra terdengar jauh hingga hilang, Sheina merosot ke lantai sembari menangis.

Suara isakan tangisnya bergema dalam indra pendengarannya, Sheina menutupi wajahnya. Airmata yang tidak berhenti mengalir membuat tangisannya semakin menjadi, penderitaan yang dia alami sudah tidak mampu dia bagikan pada Chandra.

Sheina tidak ingin Chandra melihat kondisinya sekarang, dia tidak mampu melihat wajah Chandra untuk saat ini. Chandra sudah memiliki masalahnya sendiri dan dia tidak mau menambah beban lelaki tersebut dengan penderitaannya.

Sudah setengah bulan sejak Sheina mengetahui rahasia Lida terakhir kali, perudungan pada dirinya semakin parah dan dia benar-benar merasa tidak dapat mengatasinya lagi. 

"Apa ... ya-ng ... ha-rus kula-kukan?" gumam Sheina dalam tangisnya.

Dia merasa putus asa.

Perbuatan apa yang dia lakukan hingga menderita seperti ini?

Sheina menyeka airmatanya setelah menenangkan dirinya sendiri, dia membenarkan rambutnya dan membersihkan bajunya yang penuh dengan saus tomat, lalu dia memakainya kembali dalam keadaan setengah basah.

Sheina keluar perlahan dari toilet dan berjalan tertatih-tatih keluar dari gudang rooftop. Dia memperhatikan sekitarnya dengan waspada takut tiba-tiba bertemu dengan Chandra, Sheina kembali ke kelasnya mengambil tasnya dan segera pergi selagi tidak ada orang yang melihatnya.

Who is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang