[46] - Sheina's Death 2⚠️

865 59 2
                                    

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

⚠️TRIGGER WARNING : ABUSE, BLOODY, AND SUICIDE⚠️

⚠️HARAP UNTUK TIDAK MENIRU ATAU DENDAM TERHADAP ADEGAN BURUK DALAM PART INI. JIKA PART INI MEMICU, MOHON SEGERA LEWATI⚠️

 JIKA PART INI MEMICU, MOHON SEGERA LEWATI⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejam sebelum kematian sheina ....

"Sheina, Adelya memanggilmu ke rooftop." lapor salah satu teman sekelasnya, jantung Sheina berdetak lebih cepat, lalu dia mengangguk dan tersenyum.

Tanpa mengulur waktu, Sheina bangkit dari duduknya dan berjalan keluar. Setelah insiden menghebohkan tentang Chandra dan dirinya, kini dia harus menerima perlakuan buruk dari Adelya dan teman-temannya.

Sudah dipastikan Adelya mencarinya karena hal ini, sebab gadis itu tidak suka melihat ada seseorang yang berdiri di sampingnya.

Sheina sendiri tidak tahu alasan Adelya begitu senang merundung dirinya. Dia bahkan tidak mengingat pernah melakukan kesalahan pada Adelya dan teman-temannya. Sheina membuka pintu gudang rooftop dengan hati yang tidak karuan, dia tidak siap menerima pukulan lain, namun dia juga tidak dapat melarikan diri.

Sebab kemana dia harus melarikan diri? Dia bahkan ragu adakah sebuah tempat yang dapat menerimanya?

Di ujung ruangan, terlihat Adelya dan teman-temannya yang menantikan kedatangannya, Sheina melangkah masuk dan menutup pintu tersebut. Bunyi derak pintu yang menutup seiring pukulan yang tiba pada dirinya, waktu penyiksaan telah dimulai.

"Bagaimana rasanya memiliki seseorang di sisimu?" tanya Adelya tersenyum miring, Sheina menggeleng pelan tanpa berniat menjawab. Dia takut, jika dia membuka mulutnya Chandra akan bernasib sama dengannyaa.

Bukan karena Chandra lelaki lemah, tetapi karena Adelya lebih berkuasa dari lelaki itu. dan Chandra memiliki keluarga yang harus dia lindungi untuk bertahan hidup, berbeda dengan dirinya. Dia tidak memiliki apa-apa lagi di dunia ini untuk bisa bertahan hidup.

"Kurasa dia suka, terlebih lagi lelaki!" jawab Lida penuh semangat membuat Sheina menggeleng cepat.

"Ti—"

Plak!

Sheina menyadari suatu hal yang selama ini selalu ia sangkal, kenapa dia bernasib seperti ini. Seberapa besar dosa yang dia perbuat hingga mendapatkan perlakukan seperti ini. Ketidakmampuan adalah dosa.

"Hah, sialan. Kenapa ayah mau menerima manusia rendahan seperti dia?" tanya Adelya dengan wajah jijiknya sembari mengelap telapak tangan kanannya menggunakan sapu tangannya.

"Masih ada tiga puluh menit lagi sebelum masuk jam belajar," sahut Maya tersenyum miring.

Adelya menoleh ke teman-temannya sembari tersenyum menyeringai, "Waktu kita bermain bebas, girls."

Who is She? [END]Where stories live. Discover now