[42] - Kurun Waktu

805 68 0
                                    

"Segera beritahu aku jika ayahmu semakin kasar terhadapmu, kamu harus berjanji

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Segera beritahu aku jika ayahmu semakin kasar terhadapmu, kamu harus berjanji." pesan Sheyna menatap Sheina dengan serius.

"Ya, akan kulakukan. Cepatlah orang tuamu menunggu lama, sampai jumpa nanti, Sheyna. Terima kasih selama ini kamu telah menjagaku ...." ucap Sheina tersenyum tulus membuat Sheyna mengernyitkan keningnya tidak suka.

"Jangan tersenyum seperti itu padaku ke depannya, kamu terlihat jelek." ujar Sheyna menjentikkan jari telunjuknya ke kening Sheina. Gadis itu tersenyum ceria, berbanding balik dengan mood Sheyna.

Sheyna melangkahkan kakinya yang berat memasuki mobil yang siap melesat menuju bandara, sekali lagi sebelum masuk ke dalam mobil dia menoleh ke belakang. Sheina berdiri tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya.

Awalnya berjalan lancar, walau kesenjangan waktu yang menjadi masalah di antara keduanya membuat komunikasi Sheyna dengan Sheina sempat terputus, namun tidak menjadi masalah besar. Jika sehari Sheina tidak membalas pesannya, besok hari gadis itu akan mengirim banyak pesan.

Dari menceritakan bagaimana dia dapat masuk ke sekolah elit dan mendapatkan beasiswa, kesehariannya di sekolah hingga nilai-nilai memuaskan yang berhasil dia raih. Namun hanya satu pertanyaan yang tidak pernah dijawab oleh Sheina dalam obrolan virtual mereka.

'Apa kamu memiliki banyak teman?'

Sheina hanya menghindarinya dengan menjawab, 'Semua teman di kelas baik.'

Hari berganti hari menjadi minggu, perbincangan mereka semakin sedikit dan Sheina terasa seperti menghindari Sheyna dengan menutupi sesuatu. Satu hal yang membuat Sheyna semakin tidak yakin adalah Sheina mengatakan bahwa kondisi ayahnya membaik.

"Sheina, apa kamu yakin di sana baik-baik saja?" tanya Sheyna dengan telepon genggam yang menempel pada daun telinganya menanti suara di seberang segera menjawabnya.

"Semuanya baik-baik saja, Sheyna. Aku tutup dulu karena ayah sudah pulang." jawab Sheina singkat dan memutus panggilan suara secara sepihak. Sheyna mengernyitkan keningnya bingung, anehnya dia terus-menerus merasa khawatir.

Kemudian suatu hari Sheyna hilang kontak dengan Sheina. Hal itu membuat Sheyna menggila di luar negeri dan bersikeras untuk pulang, namun orang tuanya selalu menahannya karena merasa alasan yang diberikan Sheyna tidak masuk akal.

'Kembali ke negara asal hanya demi sahabat kecil?'

Hal itu terdengar remeh bagi mereka, berbeda dengan Sheyna. Karena perasaan terlarang yang tumbuh dalam dirinya terhadap Sheina, dia tidak ragu untuk melepas semua emosinya. Sheina menghilang selama 15 hari.

Gadis itu tidak membalas pesannya, tidak menerima panggilan teleponnya, bahkan tidak terlihat aktif di media sosialnya.

Berkat kekuasaan yang dimiliki orang tuanya, Sheyna memanfaatkan hal itu menghubungi kenalannya. Dia memerintah untuk mencari tahu tentang Sheina Isla karena perasaan buruk yang terus menghampiri dirinya belakangan ini.

Who is She? [END]Where stories live. Discover now