[52] - Keputusan Bulat

829 60 2
                                    

⚠️MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN TEKNISI, KATA ATAU URUTAN DALAM SIDANG YANG MENYANGKUT HUKUM, HARAP UNTUK TIDAK MENGAMBIL HATI DAN SAYA TETAP MENERIMA MASUKAN MENGENAI PERSIDANGAN🙏🏻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⚠️MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN TEKNISI, KATA ATAU URUTAN DALAM SIDANG YANG MENYANGKUT HUKUM, HARAP UNTUK TIDAK MENGAMBIL HATI DAN SAYA TETAP MENERIMA MASUKAN MENGENAI PERSIDANGAN🙏🏻

"Semuanya akan diakhiri olehmu, Chandra Aras. Kematian Sheina Isla akan teradili olehmu, sesuai janjimu pada Sheina, bahwa kau akan menghukum mereka deminya ...." ucap Sheyna tersenyum miring.

Chandra mengepalkan tangannya mendengar ucapan Sheyna, menangani kasus Adelya, orang yang paling ingin dia hukum dari semua penjahat di dunia ini. Mengadili Adelya selagi dia pun membelanya? Sungguh tidak masuk akal, namun hal itu adalah butiran debu bagi Sheyna Ferin.

Sheyna menyaksikan sidang yang berlangsung di kursi korban paling depan, ditemani sekretaris yang mendampinginya. Sidang sudah berlalu sejam yang lalu, namun baik pihak jaksa ataupun pengacara masih saling menyerang dengan berbagai bukti yang mereka kumpulkan.

"Sesuai permintaan penyerahan barang bukti, saya melampirkan dua video rekaman dalam flashdisk yang saya serahkan pada hakim ...." terang jaksa tersebut, petugas yang duduk di belakang dekat meja hakim bergerak menyerahkan flashdisk dalam plastik kepada ketiga hakim.

Para hakim mengangguk dan kembali menyerahkan flashdisk tersebut, meminta untuk memutar rekaman dalam flashdisk itu. Petugas itu kembali ke tempatnya dan segera melakukan tugasnya, dia membuka flashdisk tersebut dengan layar proyektor terpampang lebar di dua sisi.

"Video pertama saya dapatkan dari salah satu pekerja yang pernah bekerja di kediaman Horm, yaitu mantan supir keluarga Horm. Orang tersebut menolak memberikan kesaksian di pengadilan, namun sebagai gantinya dia memberikan saya kartu memori dashbor di mobil yang digunakan Adelya dan kakak kandungnya terakhir kali." terang jaksa tersebut, layar proyektor langsung berubah menjadi gelap menampakkan dua orang perempuan yang tengah bertengkar.

Dapat diketahui perempuan yang tinggi itu adalah kakaknya dan yang lebih pendek itu adalah Adelya, bahkan wajah mereka berdua tersorot dengan jelas dalam rekaman tersebut. Pertengkaran terus terjadi hingga terlihat dengan jelas Adelya mendorong kakaknya ke pembatas jalan.

Rekaman terus berputar namun mereka tidak melihat jelas apa yang dilakukan oleh Adelya, beberapa saat punggung Adelya terlihat lagi, namun hanya dia sendiri dan rekaman terhenti.

"Saya juga sempat bertanya kepada supir tersebut, katanya di lingkungan rumah pun Adelya dan kakaknya tidak pernah akur. Ini bisa menjadi dasar pembunuhan dengan motif keben—"

"Saya keberatan," potong Chandra membuat jaksa di seberang sisi menatapnya sedikit kesal.

"Mohon pengacara menahan diri sampai rekaman kedua diputar," sanggah jaksa tersebut.

Hakim yang berada di tengah mengangguk, "Pengacara Chandra, mohon kembali duduk sampai giliran Anda tiba."

"Baik, Yang Mulia. Namun saya ingin menyela terlebih dahulu, daripada menunggu giliran sampai rekaman kedua selesai diputar, mohon biarkan saya melakukan penyelidikan silang terhadap rekaman-rekaman tersebut."

Who is She? [END]Where stories live. Discover now