Part 21 (Flashback)

18 3 0
                                    

•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•

Di dalam kamar, Yusar tengah mengancingkan kemejanya. Ia mendengar suara Melda di dapur. Bahkan suaranya sampai terdengar ke kamar.

"Melda sedang bicara dengan siapa?" gumam Yusar.

Karena khawatir Melda berhalusinasi lagi, Yusar pun bergegas pergi ke dapur. Langkahnya terhenti di ambang pintu. Ia melihat Melda sedang berbicara sendiri sambil menyebut nama Syera.

Yusar masuk ke dapur dan duduk di kursi meja makan sambil membenarkan dasinya. Ia pun bertanya, "Aromanya menggugah selera. Kamu masak apa pagi ini, Sayang?"

"Aku masak tumis jamur kesukaan kamu. Ada orek tempe dan tahu goreng juga," jawab Melda.

"Waahhh."

Pasangan suami istri itu pun sarapan bersama.

"Mas, apakah Syera pernah menceritakan apa hobinya atau cita-citanya?" tanya Melda.

Yusar menoleh pada istrinya. "Syera?"

Melda mengangguk.

Yusar pun menjawab, "Dia sering bilang, kalau dia bercita-cita ingin menjadi seorang pengacara. Hobinya apa lagi selain marah-marah dan membuat onar."

Melda terdiam. Ia terlihat sedih. "Aku merasa bersalah pada Syera, karena aku tidak bisa menjadi ibu tiri yang baik untuknya."

"Tidak perlu dipikirkan," hibur Yusar.

Setelah selesai makan, Melda meletakkan piring-piring itu ke wastafel. Ia berniat mencucinya, tapi Yusar yang mengambil alih.

"Biar aku saja. Kamu istirahat sana," kata Yusar.

"Tapi, Mas...."

"Tidak apa-apa."

Melda pun pergi.

Yusar meletakkan piring-piring yang sudah dicuci ke rak. Ia membuang kemasan sabun cuci yang sudah habis ke wadah sampah. Yusar mengernyit melihat ada mangkok berisi makanan utuh yang tumpah di dalam wadah sampah.

"Kenapa Melda membuangnya?" gumam Yusar, "apakah Melda membuat tiga porsi?"

❁❁❁

Suatu hari, ketika Yusar mencari barang di kamarnya, ia justru menemukan tabung obat di laci. Tertera nama Imelda Andini di kertas yang tertempel di tabung obat itu.

"Obat untuk apa ini?" gumam Yusar.

Karena penasaran, Yusar membawa sampel obat tersebut ke rumah sakit untuk mengetahui apa kandungan dari obat itu.

Setelah hasilnya keluar, Yusar terkejut ketika mengetahui kalau obat tersebut cukup berbahaya dan bisa membuat halusinasi Melda semakin parah.

Malam itu, Yusar baru pulang dari kantor. Ia memarkirkan mobilnya di garasi. Ia tidak melihat keberadaan mobil istrinya.

"Jam segini Melda belum pulang?" Yusar pun memasuki rumahnya.

Jam menunjukkan pukul 9 malam, tapi Melda belum pulang juga. Karena khawatir, ia menelepon istrinya itu. Namun, ponsel Melda tertinggal di mobil, dan saat itu Melda masih berada di dalam rumah dukun wanita.

Yusar pun menelepon suaminya Monika, yaitu temannya juga.

"Halo, ada apa, Yusar?" suara pria dari seberang sana.

"Hendarto, apakah Monika sudah pulang dari sekolah?" tanya Yusar tanpa basa-basi.

"Sudah, memangnya ada apa?" Hendarto balik bertanya.

MALEVOLENCEWhere stories live. Discover now