Part 35 (FLASHBACK)

6 1 0
                                    

•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•

Semakin hari, Yusar semakin jarang pulang ke rumah. Tidak ada yang tahu ke mana pria itu pergi. Syera menghubungi orang kantor. Mereka bilang, Yusar sudah pulang.

Ranti menanyakan keberadaan Yusar pada Syera. Syera yang juga tidak tahu hanya menjawab, "Papa ada meeting di luar kota."

Keesokan harinya, Syera mengendarai salah satu mobil ayahnya yang jarang dipakai lalu pergi ke sekolah. Dengan percaya diri, ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir sekolah. Rata-rata mobil di sana milik para guru, tapi Syera tidak peduli.

Di dalam kelas, Syera mengikuti pembelajaran seperti biasa.

Pulang sekolah, Syera mengendarai mobilnya dan berhenti di seberang SMA Cita Nusa.

Melda keluar dari sekolah dan menyetop taksi.

Syera menyalakan mesin. Ia pun melajukan mobilnya mengikuti taksi yang membawa Melda.

Taksi tersebut berhenti di sebuah restoran. Melda keluar dari taksi dan memasuki restoran tersebut.

Syera mengambil tas karton dari kursi belakang. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan lalu tidak lupa, ia memakai masker dan kacamata.

Setelah itu, Syera keluar dari mobil dan memasuki restoran. Ia melihat ke sekeliling mencari keberadaan Melda. Wanita itu terlihat duduk sendirian di salah satu meja.

Syera memilih duduk di meja yang tidak terlalu jauh dari meja Melda.

Pelayan restoran menghampiri Syera dan menyapa, "Selamat datang di restoran kami, Kakak. Ada menu yang Kakak suka?"

Syera pun memesan makanan. Ia tidak benar-benar memakannya, hanya untuk property penyamaran. Perhatian Syera tertuju pada Yusar yang datang ke restoran tersebut dan ayahnya itu menghampiri Melda.

Syera melihat Yusar dan Melda sempat berciuman saat bertemu. Tentu saja itu membuat Syera terkejut.

Pelayan datang dan menyajikan pesanan Syera.

"Jalang," gumam Syera.

"Iya, Kak?" Pelayan restoran mendongkak menatap Syera. Ia tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Syera, karena Syera memakai masker.

"Maksud saya... saya jarang makan di restoran," jelas Syera.

Pelayan itu tersenyum. "Oh, semoga ke depannya Kakak menjadi pelanggan tetap di restoran ini."

Syera hanya terkekeh.

Yusar dan Melda tampak berbincang-bincang sambil menatap satu sama lain. Tidak ada kecanggungan di antara mereka. Itu menunjukkan kalau Yusar dan Melda sudah sangat dekat.

Tentu saja hal tersebut membuat Syera semakin marah dan kecewa pada ayahnya. Artinya selama ini mereka sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama.

Jam menunjukkan pukul 6 sore. Yusar dan Melda tampaknya akan pergi. Yusar memanggil pelayan untuk membayar makanan mereka.

Syera tidak ingin ketinggalan. Ia juga memanggil pelayan untuk membayar makanan yang sama sekali tidak ia sentuh.

"Kok, tidak dimakan, Kak?" tanya pelayan restoran.

"Tolong dibungkus."

Setelah itu, Syera keluar lebih dulu sambil membawa makanan dan minuman yang sudah dibungkus.

Syera memasuki mobilnya. Ia melepas masker dan kacamatanya.

Tak lama kemudian, Yusar dan Melda keluar dari dalam restoran. Mereka memasuki mobil Yusar. Mobil itu pun melaju pergi.

MALEVOLENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang