Part 26

15 3 0
                                    

╭┉┉┅┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ

Jika dipikir-pikir,
tidak ada orang baik di dunia ini.

•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉┉╯

•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•

Lisma menghentikan mobilnya, ketika lampu merah menyala.

"Aku masih memikirkan... bagaimana mungkin aku lupa, kalau Syera sudah meninggal," ucap Melda.

Lisma menoleh pada Melda.

Melda melanjutkan, "Aku melupakan banyak hal. Yang aku ingat, hanya kematian Mbak Ranti. Itu sudah lama."

"Mungkin kamu mengalami trauma yang membuat kamu hilang ingatan pendek. Biasanya itu bersifat sementara. Dalam waktu dekat, kamu pasti akan mengingatnya lagi," ucap Lisma sembari melajukan mobilnya ketika lampu hijau menyala.

Melda menatap Lisma. "Apa kamu ingat, kapan kita bertemu dan berteman?"

Lisma merasa aneh dengan pertanyaan Melda, tapi ia menjawabnya, "Waktu di kampus. Kamu adalah juniorku dan kita berada di komunitas yang sama. Apa kamu juga lupa akan hal itu?"

"Tidak, aku hanya memastikan kamu masih ingat." Melda mengarahkan pandangannya kembali ke depan.

"Tentu saja aku mengingatnya, kamu salah satu teman terbaikku," ujar Lisma.

"Akan menyedihkan jika hubungan pertemanan kita rusak, kan?" sahut Melda.

Lisma mengernyit. Ia menoleh sebentar pada Melda. "Kita bahkan tidak pernah bertengkar."

"Iya."

Hening.

Melda menatap Lisma dengan tatapan penuh selidik. "Waktu kamu datang ke rumah untuk menjengukku, apakah kamu melihat mangkuk bubur di meja?"

"Aku tidak melihat adanya mangkuk bubur di kamar kamu. Saat itu, aku melihat foto keluarga kamu di meja," sanggah Lisma.

❁ Flashback On ❁

Lisma sampai ke kamar ketiga dari tangga. Itu adalah kamar Melda. Lisma mengetuk pintu.

"Masuk," sahut Melda dari dalam ruangan.

Lisma membuka pintu. Ia melihat Melda terbaring sendirian di kamar itu.

Lisma duduk di tepi ranjang dan tatapannya tertuju ke foto keluarga di meja. Ada Melda, Yusar, dan Syera yang memasang ekspresi datar dalam bingkai tersebut.

"Syera yang memasak bubur itu untukku," kata Melda.

Pandangan Lisma teralihkan pada Melda. "Mungkin dia sudah mulai membuka hatinya untuk menerima kamu dalam keluarganya."

❁ Flashback Off ❁

Melda mencerna ucapan Lisma.

"Aku pikir, waktu itu kamu sedang menceritakan apa yang dilakukan Syera ketika kamu sakit, dan salah satunya adalah memasak bubur untuk kamu," jelas Lisma.

Melda menggeleng tak percaya. "Lalu... apa yang aku makan?"

"Itu hanya halusinasi, jadi kamu tidak makan apa-apa," sahut Lisma.

Sampailah mereka di sebuah rumah sederhana di pinggir kota. Lisma memarkirkan mobilnya di depan rumah. Melda dan Lisma pun turun dari mobil.

Jam tangan Melda menunjukkan pukul 4 sore.

"Ini rumahnya?" tanya Lisma.

Melda mengangguk. Ketika ia akan mengetuk pintu, tiba-tiba sebuah gambaran dirinya yang lain muncul dalam benaknya. Kepalanya terasa begitu sakit. Ia terhuyung dan akan jatuh, tapi Lisma menangkap tubuhnya.

MALEVOLENCEΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα