Part 36 (FLASHBACK)

8 2 0
                                    

•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•

Syera melepaskan kacamata dan maskernya. Yusar dan Melda terkejut saat melihat wajah Syera.

Syera mendorong Melda ke dinding dan mencekiknya. "Kenapa tidak mati saja, Jalang."

Ibunya Melda mendorong Syera. "Jangan melukai putriku!"

Syera mendorong balik wanita itu hingga terpundur dan hampir jatuh, kalau tidak ditahan oleh Yusar.

"Wanita ini, anak Anda ini, dia merebut suami orang, dia ayah saya. Dia masih punya istri!" kata Syera.

"Syera!" bentak Yusar.

"Apa?! Papa meninggalkan istri Papa di rumah dan malah berselingkuh dengan wanita murahan ini?!" teriak Syera.

Tamparan keras mendarat di wajah Syera. Yusar yang menamparnya.

Syera menatap Yusar dengan tatapan penuh luka. "Aku benci Papa!!"

Syera berlalu memasuki mobilnya. Yusar menatap mobil Syera yang melaju pergi. Ia merasa bersalah, karena telah menampar putrinya.

Beberapa warga dan tetangga yang lewat melihat kejadian itu. Mereka menatap sinis pada Melda yang dicap sebagai perebut suami orang.

Sambil melajukan mobilnya, Syera menangis. Ia mengusap air matanya dan berusaha fokus menyetir. Karena ia tidak bisa menahan tangisannya, Syera memilih untuk menepi. Ia menangis sejadi-jadinya sambil menunduk ke setir.

Terdengar suara kaca mobil diketuk. Ia menoleh, ternyata seorang polisi lalu lintas. Syera menurunkan kaca mobil sambil mengusap air matanya.

"Mbaknya kenapa menagis?" tanya polisi lalu lintas itu.

Syera menggeleng.

"Anda masih di bawah umur, ya?" tanya polisi itu yang baru menyadari kalau pengendara mobil itu masih sangat muda.

"Saya sudah 18 tahun, kok, Pak," sahut Syera.

"Bisa tunjukkan SIM-nya?" 

Syera memberikan kartu SIM pada polisi lalu lintas itu.

"Tapi, ini kartu SIM motor."

"Hah?!" Syera terkejut.

"Anda juga parkir di tempat terlarang." Polisi lalu lintas itu menunjuk rambu dilarang parkir.

Syera menepuk dahinya.

❁❁❁

"Bisa ditelepon orang tuanya?" tanya polisi lalu lintas pada Syera yang sedari tadi terlihat sedang mencoba menelepon seseorang, tapi tidak diangkat. Padahal hari sudah mulai sore. Sedari tadi Syera berada di kantor polisi lalu lintas, karena tidak ada wali yang datang untuk menjemput Syera dan mobilnya.

"Ayah saya tidak mengangkat telepon. Mungkin sedang sibuk," bohong Syera. Padahal dari tadi pun ia tidak menelepon siapa-siapa. Ia hanya pura-pura menelepon, karena ia tidak tahu harus menelepon siapa.

"Lalu kamu pulangnya bagaimana?" tanya polisi lalu lintas itu.

Syera melihat tanda nama di seragam yang dikenakan oleh polisi lalu lintas itu. Tertera nama Johannes R..

"Pak Johan saja yang nganterin saya pulang," celetuk Syera.

"Mana bisa seperti itu?" gerutu Johan.

"Piket Bapak cuma pagi dan sore, kan? Jadi, tolong antar saya pulang, ya. Rumah saya enggak jauh, kok," mohon Syera.

"Terus kalau saya nganterin kamu pulang, saya pulangnya bagaimana?" tanya Johan.

"Nanti saya minta tolong sama tetangga saya buat nganterin Bapak pulang," kata Syera.

MALEVOLENCEWhere stories live. Discover now