Part 32 (FLASHBACK)

11 2 0
                                    

•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•

Keesokan harinya di sekolah.

Syera mendatangi ruang BK. Ia mengetuk pintu. Ketika mendengar sahutan dari dalam, ia pun masuk.

"Selamat pagi," sapa Syera datar ketika ia melihat Monika dan Melda di dalam ruangan.

"Selamat pagi, Syera," Melda yang menjawab sambil tersenyum hangat.

Sementara Monika tidak merespon, tampaknya ia masih kesal pada Syera yang suka berdebat dengannya.

Syera hanya mendelik sebentar ke arah Monika lalu ia duduk berhadapan dengan Melda.

Monika beranjak dari kursinya. Ia melihat ke arah Melda sambil berkata, "Saya ada jadwal di kelas 10-IPS-C."

Melda tersenyum seraya mengangguk. "Iya, Bu."

Setelah Monika pergi, kini tinggal Syera bersama Melda di ruang BK.

"Ada yang bisa saya bantu, Syera?" tanya Melda.

Syera menatap Melda, tetapi kemudian ia tersenyum kecil. "Ibu pernah menyuruh saya untuk menceritakan masalah yang mengganjal di hati saya pada Ibu. Jadi, apakah Ibu masih bersedia mendengarkannya?"

Melda mengangguk. "Tentu saja, Ibu akan mendengarkan."

"Tapi, saya ingin menceritakannya lewat telepon, saya agak malu kalau bercerita secara langsung seperti ini," ucap Syera.

"Oh, begitu, ya? Kalau begitu, simpan nomor Ibu. Kamu bisa menghubunginya." Melda mengambil ponselnya dari dalam tas.

Syera juga mengeluarkan ponselnya.

Melda menyebutkan nomornya. Syera mengetik nomor Melda di ponselnya lalu menyimpannya ke kontak setelah diberi nama Bu Melda.

Ponsel Melda berdering. Ia menunjukkan nomor di layar pada Syera. "Ini nomor kamu? Ibu akan menyimpannya."

Syera mengangguk kemudian berlalu tanpa mengatakan apa pun.

Melda mengernyit sambil menatap punggung Syera yang menghilang di balik pintu.

Melda tidak ambil pusing. Ia pun menyimpan nomor Syera di kontaknya. Namun, Melda terkejut ketika menyadari kalau Syera bukan menelepon nomor yang barusan ia berikan, tapi Syera menelpon nomornya yang lain yang biasa ia gunakan untuk berkomunikasi dengan Yusar.

Dan hanya Yusar yang punya nomor itu. Jadi, mustahil ada orang lain yang mengetahui nomor tersebut.

"Oh, tidak." Melda beranjak dari kursinya dan berlari menyusul Syera.

Sementara itu, Syera sedang berjalan di koridor sambil melihat nomor Melda __yang digunakan untuk berkomunikasi dengan Yusar__ terdaftar di Whatsapp. Kontak tersebut dinamai Pelakor oleh Syera.

"Syera!" panggil Melda.

Syera tidak menghiraukan panggilan Melda. Ia tetap melanjutkan langkahnya.

"Syera, tunggu!" Melda meraih tangan Syera.

Syera menepis tangan Melda. Ia menatap guru BK itu dengan tatapan datar.

"Jangan salah paham dulu...."

Syera memotong ucapan Melda, "Tengah malam papa saya menelepon nomor Anda. Bahkan memanggil Ada dengan sebutan sayang. Apakah saya tidak pantas untuk curiga?"

Melda terdiam. Ia tidak tahu harus bicara apa, karena Melda sudah tahu, Syera yang pandai berdebat tidak akan bisa dibohongi apalagi dibodohi. Ia juga tahu, lambat laun, hubungannya dengan Yusar akan diketahui juga.

MALEVOLENCEWhere stories live. Discover now