Extra Part III

20 2 0
                                    

•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•

Sesampainya di rumah, Melda segera keluar dari mobil sambil berjalan terhuyung-huyung dan masuk ke dalam rumah.

"Melda, tunggu aku." Lisma melepaskan sabuk pengamannya. Ia menatap punggung Melda tanpa berniat keluar dari mobil.

Lisma merenung di dalam mobilnya. Ia pun menangis sambil memukul setir. Apa pun yang ia lakukan hari ini tidak ada gunanya. Itu tidak akan membuat Ranti dan Syera kembali, meski Yusar dan Melda mati.

Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari dalam rumah membuat Lisma tersentak kaget, sepertinya ada sesuatu yang jatuh. Disusul suara denting piano yang acak.

Lisma mendengar suara teriakan Melda memanggil nama suaminya. Tak lama kemudian, Melda berteriak lagi hingga akhirnya tidak ada suara apa pun.

Terdengar suara wanita yang bersenandung dan menggema di dalam rumah.

Lalala lala lala lala lala lala....

Lisma memakai sarung tangan kemudian ia keluar dari mobil dan memasuki rumah itu.

Lisma melihat mayat Yusar di atas piano yang sudah ringsek, karena tertimpa oleh tubuh pria itu. Darahnya terus menetes ke tap piano sehingga pianonya berdenting.

Yang lebih mengerikan adalah kondisi mayat Melda. Tubuhnya remuk seperti dilindas mobil dan kepalanya terlepas dari badannya.

Perhatian Lisma tertuju ke boneka ranting di lantai yang kondisinya sama persis dengan jenazah Melda. Ada helaian rambut yang terselip di boneka ranting itu. Dan rambut itu adalah milik Melda.

Di dekat tangga, Lisma melihat sosok Syera yang terlihat normal. Gadis itu memakai seragam SMA. Tangan Syera menunjuk ke lantai atas.

Lisma pun menaiki tangga menuju ke kamar Ranti. Ada banyak debu yang membuatnya terbatuk-batuk. Lisma melihat sosok Ranti yang juga terlihat normal berada di sudut ruangan. Ia menunjuk ke bawah ranjang.

Lisma menunduk dan melihat ada kotak berisi barang-barang milik Ranti. Ia menariknya keluar dan mengambil ponsel lama yang baterainya tinggal 2%.

Dicarinya charger untuk mengecas ponsel tersebut. Sambil di-charge, Lisma membuka layarnya yang ternyata dikunci dengan pin.

Syera menunjuk dirinya sendiri.

Lisma pun memasukkan tanggal lahir Syera untuk membuka kunci layar, 190904. Layar kunci bisa dibuka. Lisma membuka catatan. Ia pun membacanya.

CATATAN RANTI

Aku tidak tahu, sampai kapan aku bisa bertahan dengan rasa sakit ini. Aku mencintai Yusar, sangat mencintainya. Aku membantunya dari bawah untuk mendapatkan kesuksesan yang dia raih saat ini.

Dia bukan apa-apa sebelumnya.

Tapi, dia membuangku setelah semua yang aku lakukan untuknya.

Baik, aku akan diam. Karena Yusar hanya membuangku. Tapi, jika dia membuang Syera juga, aku akan membunuhnya dan juga jalang itu.

Dalam catatan itu juga tertera wasiat yang mengatakan bahwa seluruh harta bersih milik Ranti dan juga Yusar adalah hak waris bagi Syera. Namun, ada sekitar 0,10% yang harus didonasika kepada orang-orang yang membutuhkan. Lalu ada 0,15% lagi yang harus diberikan pada pasien yang memiliki gangguan mental serius dan harus menjalani perawatan, dengan catatan: mereka adalah orang yang tidak mampu.

Wasiat itu sudah sangat resmi dan kuat, karena ada tanda tangan Yusar dan Ranti. Surat resminya ada pada pengacara keluarga Dharmawan dan wasiat tersebut tidak bisa diganggu gugat lagi.

MALEVOLENCEWhere stories live. Discover now