Part 41 (FLASHBACK)

6 1 0
                                    

•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•

Sementara itu di kamar, Syera sedang makan mie instan sambil belajar. Sebentar lagi ujian. Ia ingin segera lulus dan kuliah di Belanda. Ia akan tinggal di rumah mendiang kakek dan nenek dari ibunya. Ia tidak mau lagi tinggal di rumah ayahnya. Apalagi sekarang ada ibu tiri.

Terdengar suara pintu diketuk. Masuklah Melda yang membawa nampan berisi makanan. Ia meletakkannya ke meja.

"Jangan makan mie instan, tidak baik untuk kesehatan," kata Melda. Setelah mengatakan itu, ia berlalu pergi.

Syera membuang semua makanan beserta piring dan sendoknya ke dalam wadah sampah. Ia akan meletakkan nampan ke meja, tapi pada akhirnya, Syera memasukkan nampannya sekalian ke wadah sampah.

Syera mengunci pintu lalu melanjutkan belajar.

Keesokan harinya, Syera tidak pulang ke rumah.

Melda menghubungi suaminya yang sedang bekerja di kantor. "Mas, aku sudah pulang dari sekolah, tapi Syera tidak ada di rumah. Seharusnya dia sudah pulang."

"Mungkin dia di rumah Zahra atau Maria," sahut Yusar dari seberang sana.

Karena khawatir dengan keadaan Syera, Melda menelepon nomor Syera yang waktu itu pernah digunakan untuk menelepon nomornya.

Namun, teleponnya tidak diangkat.

Melda terus menelepon.

Akhirnya telepon diangkat oleh Syera. "Ada apa?"

"Syera, kamu di mana? Kenapa kamu belum pulang?" tanya Melda khawatir.

"Di rumah Maria," jawab Syera pendek.

"Kapan kamu pulang? Mau Mama jemput?" tanya Melda.

Syera menyah, "Aku menginap."

"Siapa? Bu Melda?" tanya Maria yang sepertinya bertanya pada Syera.

"Hmm," jawab Syera.

"Kamu mau menginap? Kalau begitu, jangan lupa makan, ya," kata Melda. Tapi, panggilan sudah ditutup secara sepihak.

Melda menghela napas berat.

Beberapa hari kemudian, Syera pulang ke rumah. Ia melihat foto-foto dan barang-barang ibunya yang dipajang di ruang tamu mengilang. Semuanya digantikan dengan foto-foto baru Yusar dengan Melda.

Syera mengepalkan tangannya geram. Bingkai yang paling besar yang dipajang di dinding adalah foto pernikahan Yusar dan Melda yang tersenyum bahagia.

Yusar kebetulan sedang berada di rumah, karena itu adalah hari Minggu.

Melihat putrinya yang baru pulang setelah beberapa hari menginap di rumah temannya, Yusar memanggilnya untuk berbicara empat mata.

Syera pun duduk berhadapan dengan ayahnya. Ia terlihat pucat.

"Dalam waktu 5 hari, kamu menghabiskan 18 juta? Ke mana uang itu pergi?!" tanya Yusar setengah membentak.

"Aku menginap di rumah teman, jadi aku membeli kebutuhan sendiri," jawab Syera.

Yusar mendecih. "Sebanyak 18 juta? Yang benar saja."

Syera tidak merespon.

"Mulai sekarang, kartu kamu Papa sita. Kamu hanya boleh memakai uang cash." Yusar berlalu pergi, setelah mengatakan itu.

Sebenarnya, selain digunakan untuk kebutuhan Syera, uang 18 juta itu digunakan Syera untuk menjalani pengobatan usus buntu ringan yang dia alami. Sebelum usus buntu, Syera juga terkena typhus.

MALEVOLENCEWhere stories live. Discover now