Part 44 (FLASHBACK)

7 1 0
                                    

•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•

Melda sedang duduk di kursi meja rias. Ia mengoleskan krim malam ke wajahnya. Sekelebat bayangan hitam muncul di belakangnya. Melda berusaha tetap tenang. Ia melanjutkan mengoleskan krim ke wajahnya.

"Melda?" Yusar mengetuk pintu.

"Tidak dikunci, kok, Mas," sahut Melda.

Tapi, Yusar tetap saja mengetuk pintu. Melda mendengus kesal. Ia pun beranjak dari kursi dan membuka pintu. Melda berteriak kaget melihat hantu Ranti yang menyeramkan berdiri di depan pintu kamarnya. Melda terpundur ketakutan.

Hantu Ranti membuka mulutnya lebar-lebar. Bahkan dagunya sampai menyentuh lantai. Keluarlah jutaan serangga yang terbang dari mulutnya. Serangga-serangga itu menyerang Melda dan menyengat tubuhnya.

Melda berteriak histeris. Serangga-serangga berbisa itu memenuhi ruangan kamarnya. Suaranya membuat telinga Melda berdengung.

"Mas! Mas Yusaaaar!" teriak Melda.

Muncul bintil-bintil besar berwarna merah di sekujur tubuh Melda akibat sengatan dari serangga-serangga tersebut.

"MAS YUSAAAAAARRRRR!!!!"

Yusar sedang berada di lantai bawah mendengar suara teriakan istrinya. Ia pun bergegas menaiki tangga menuju ke kamarnya. Yusar terkejut melihat Melda yang berteriak sambil berguling-guling di lantai.

"Melda!" Yusar menenangkan istrinya. "Kamu kenapa, Melda?"

Melda semakin histeris. Ia meronta dan mengejang.

"Melda sadar!!"

Syera berdiri di ambang pintu dan melihat Melda yang meronta-ronta dalam pelukan ayahnya.

Yusar membawa Melda ke rumah sakit. Dokter memeriksanya lalu menyuntikkan obat penenang.

Tidak ada yang salah dengan kondisi kesehatan Melda. Dokter menyarankan kepada Yusar untuk membawanya ke psikiater.

Psikiater yang memeriksa keadaan Melda juga tidak menemukan tanda-tanda gangguan pada kesehatan mentalnya. Artinya, Melda sehat secara fisik dan mental.

Yusar tidak mengerti, apa yang membuat Melda histeris.

❁❁❁

Karena sudah tidak tahan dengan gangguan Ranti yang semakin hari semakin menjadi-jadi, Melda kembali mendatangi rumah Kuncoro.

"Saya ingin Mbah Kuncoro menyingkirkan hantu Mbak Ranti selamanya dari hidup saya," ucap Melda.

Kuncoro memberikan tiga belas paku pada Melda. "Kamu harus memaku kamar Ranti dengan semua paku ini. Dia akan terjebak selamanya di kamar itu dan tidak akan mengganggu kamu lagi."

"Baik, Mbah."

Sesampainya di rumah, Ranti meminta Yusar untuk memaku kamar Ranti dengan tiga belas paku yang diberikan Kuncoro padanya.

Dengan papan membentang menutupi pintu itu, Yusar memaku pintu ruangan tersebut.

Roh Ranti tersedot masuk ke dalam ruangan dan terjebak di dalam kamar itu. Ia mengamuk dan berteriak, tapi tidak akan yang bisa mendengarnya.

Yusar menanyakan alasan kenapa Melda ingin memaku kamar itu, tapi Melda tidak memberitahunya.

Pulang sekolah, Syera melihat pintu kamar ibunya yang dipaku. Ia bertanya pada ayahnya, "Kenapa kamar Mama dipaku?"

"Kamarnya sudah tidak digunakan lagi, jadi biarkan saja," jawab Yusar kemudian berlalu.

❁❁❁

Suatu hari, Syera jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Sakitnya parah, tapi dokter tidak menemukan gejala yang membuat tubuhnya sampai lemah dan sakit seperti itu.

MALEVOLENCEWhere stories live. Discover now