Part 31 (FLASHBACK)

9 1 0
                                    

•───────◐◑❁❁❁◐◑───────•

Keesokan harinya.

Di dalam mobil, Yusar tampak fokus menyetir, sementara Syera duduk di sampingnya sambil menatap jalanan yang dilalui.

Yusar mengantar Syera ke sekolah agar putrinya itu tidak datang kesiangan.

"Tinggal beberapa bulan lagi, kamu naik kelas. Jangan membuat masalah. Setelah itu, kamu bisa kuliah di Belanda. Kamu bisa tinggal di rumah mendiang kakek dari ibu kamu di sana," kata Yusar.

Syera tidak merespon.

Mobil Yusar berhenti di depan gerbang SMA Cita Nusa.

"Papa punya kenalan di universitas terbaik di Belanda, kamu bisa kuliah di sana. Mama kamu juga akan tinggal di Belanda bersama kamu setelah resmi bercerai dengan Papa," kata Yusar.

Syera mengernyit mendengar ucapan Yusar. Ia mendongkak menatap ayahnya itu.

"Bercerai?" tanya Syera.

"Papa kewalahan menghadapi mama kamu, apalagi ketika penyakitnya kambuh. Papa sudah tidak sanggup lagi," ucap Yusar.

"Apakah Mama suka mengeluh dengan sikap Papa?" tanya Syera. Tanpa menunggu jawaban dari ayahnya, ia keluar dari mobil.

Yusar berusaha menjelaskan, "Syera, dengarkan Papa dulu, Nak."

Syera menutup pintu mobil tanpa mau mendengarkan apa pun dari ayahnya kemudian ia berlalu memasuki SMA Cita Nusa.

Yusar membuang napas kasar.

❁❁❁

Bel sekolah berbunyi.

Wahyu sedang mengajar di kelas 12-IPA-F. "Baiklah, anak-anak, pembahasan kali ini cukup sampai di sini. Ingat, kalian harus rajin belajar, ya, untuk menghadapi ujian sebentar lagi. Jangan sampai ada murid yang tidak lulus, jangan malu-maluin walikelas."

"Baik, Pak," jawab murid-murid serempak. Mereka pun keluar dari kelas untuk pulang, tak terkecuali Syera.

Ketika melewati koridor, Syera mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Ia menoleh, ternyata salah satu murid laki-laki yang pernah dihajar olehnya, namanya adalah Bastian.

"Apa?!" tanya Syera ketus.

Bastian berlari menghampiri Syera. Mereka berdua pun berjalan berdampingan.

"Kamera tersembunyi itu bukan punya kami, Syera. Bahkan kami tidak tahu ada kamera tersembunyi di kamar mandi siswi," jelas Bastian.

Syera menatap kesal pada Bastian. "Tapi, kalian juga sering mengintip siswi yang sedang berada di kamar mandi, kan?"

Bastian menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "I-iya, sih, tapi yang pasti, kami bukan orang yang meletakkan kamera tersembunyi itu di sana."

Syera tampak berpikir. Ia bergumam, "Lalu, siapa yang meletakkannya di sana?"

"Pasti orang lain yang meletakkannya di sana. Kamu harus bertanggung jawab membersihkan nama kami, Syera. Gara-gara kamu, kami dihukum," gerutu Bastian.

Syera tidak merespon.

Bastian menatap Syera. "Aku juga mau minta maaf, karena menyentuh bokongmu. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Apa kamu mau memaafkanku?"

Syera tidak memberikan tanggapan.

"Tapi, aku akan bertanggung jawab. Di masa depan, kamu harus nikah sama aku," celetuk Bastian.

Mendengar ucapan konyol Bastian, langkah Syera terhenti. Bastian juga menghentikan langkahnya.

Syera menatap kesal pada Bastian. "Kamu pikir, aku mau menikah dengan laki-laki yang suka ngintipin perempuan lain di toilet?"

MALEVOLENCEWhere stories live. Discover now