Bagian 8

4.5K 503 61
                                    

Jika menyukai cerita ini maka dukung penulis dengan cara komen dan vote 💜

—————

Kegiatan kemah tahunan dari beberapa sekolah yang dinaungi oleh yayasan yang sama selalu dilaksanakan secara rutin.

Para siswa sudah berkumpul di sekolahan, mereka bersiap untuk pergi berkemah. Termasuk Hasmi yang sedari tadi menoleh kesana kemari menunggu kedatangan Nuga.

Pasalnya sejak semalam kedua orang tua Nuga mencari keberadaan bocah itu namun tak menemukannya. Hasmi merasa khawatir, dia merasa bersalah karena mungkin terdapat perkataan nya yang menyinggung atau menyakiti Nuga semalam.

Dan dia merasa sangat lega saat tadi pagi dia tak sengaja melihat motor Nuga sudah terparkir di halaman rumahnya. Dia berharap Nuga ikut kemah.

Hingga beberapa saat kemudian Nuga benar-benar datang, Hasmi menghembuskan napasnya lega. Mereka pun masuk kedalam bus dan memilih duduk secara acak. Hasmi baru saja mau duduk di bagian belakang namun didahului oleh teman perempuannya.

"Hasmi sana dong. Jangan sama cewe-cewe." Ujar teman perempuannya.

"Iya. Ga usah nyolot juga mukanya, orang kamu yang nyerobot." Dengus Hasmi sembari memilih duduk tempat lain.

Namun semuanya sudah ditempati hingga tersisa kursi paling depan, mau tak mau Hasmi duduk di sana walau dia berusaha menghindari duduk di dekat guru.

Ia pun duduk dan jantungnya berhenti berdetak beberapa detik saat melihat Nuga masuk kedalam bus. Nuga menoleh kesana kemari mencari tempat duduk namun semua sudah penuh, hanya tersisa di samping Hasmi.

Dia sebenernya enggan duduk bersama sang pujaan hati, namun dia pun akhirnya duduk di sana.

"Maafin aku ya kalo semalem bikin kamu tersinggung." Bisik Hasmi sembari menarik pelan jari kelingking Nuga.

Nuga ingin berteriak karena Hasmi mengajaknya berbicara lebih dulu, ditambah Hasmi meminta maaf kepadanya. Namun dia harus bersikap tenang dan jual mahal sesuai saran Leo semalam untuk mengetahui perasaan Hasmi yang sebenarnya untuk dirinya.

Nuga hanya diam dan Hasmi pun mengangguk kecil sembari menepuk bahu Nuga. Bagi Hasmi tak masalah Nuga mengabaikannya karena Hasmi merasa hal tersebut wajar mengingat semalam Nuga terlihat sangat marah dengannya.

Lalu mereka pun hanya diam sepanjang perjalanan, Hasmi sibuk dengan ponselnya sementara Nuga sibuk diam-diam melirik ke arah Hasmi. Dia benar-benar menahan diri agar tetap bersikap dingin dan acuh tak acuh kepada Hasmi.

Hingga mereka sampai di tempat khusus perkemahan dan terlihat sangat ramai dengan peserta kemah dari beberapa sekolah lain yang ikut berpartisipasi.

Hasmi menciut, melihat siswa dari sekolah lain sangatlah tinggi-tinggi. Dia menoleh kesana kemari dan sepertinya hanya dia siswa laki-laki yang paling kecil.

Tahun lalu dia rasa semuanya tak setinggi ini, dan dia melihat beberapa siswa laki-laki yang juga pendek. Namun tahun ini mengapa semuanya sangat tinggi dan besar?

Dan mereka pun selesai dengan pembukaan acara pramuka tersebut, seluruh peraturan pun telah dibacakan beserta kegiatan mereka beberapa hari di sana.

Hal pertama yang mereka lakukan setelah masa perkenalan adalah membangun tenda. Pihak sekolah telah membagi kelompok di setiap tenda. Mereka pun membangun tenda di sana sesuai grup mereka.

Kelompok Hasmi lebih dulu berhasil memasang tenda karena memang mereka sudah sering mengikuti kegiatan pramuka. Hasmi menatap ke arah kelompok Nuga dan bocah itu terlihat kesulitan, hingga ia ingat akan ucapan Nuga yang meminta bantuannya menjadi peserta pramuka yang baik dan benar.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Where stories live. Discover now